Oleh : Subliyanto*
Indonesia hingga detik ini masih mengalami duka dengan adanya wabah virus corona. Wabah yang sedang dan terus diupayakan penangannya ini membawa dampak yang signifikan pada semua aspek kehidupan manusia. Baik sosial, ekonomi, pendidikan, dan tak luput juga ritual keagamaan.
Virus mematikan yang sangat cepat penyebarannya ini nyaris membuat manusia ketakutan. Sehingga kampanye "dirumah saja" terus digaungkan sebagai himbauan dari pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus corona yang juga disebut dengan istilah Covid-19.
Laman covid19.go.id mempublish update data persebaran infeksi Covid 19 di Indonesia per 10 April 2020 menyebar di 34 provinsi, dengan total kasus positif 3.512, sembuh 282, dan meninggal 306. Tentu data ini sangat mengerikan.
Menghadapi fenomena ini sebagai manusia tentu kita harus berikhtiyar agar terhindar dari virus tersebut, baik ikhtiyar secara lahir dan terlebih ikhtiyar secara batin. Ikhtiyar secara lahir dengan mengikuti arahan dari tim medis yang sudah ahli di bidangnya. Sementara ikhtiyar secara batin dengan terus mendekat kepada sang khaliq, pencipta alam dan seluruh isinya, karena hanya Dialah yang Maha segalanya.
Dari sudut pandang sejarah Islam, apa yang terjadi saat ini merupakan replay dari kejadian di masa lampau, maka sejatinya solusinyapun sama dengan masa lampau berupa ikhtiyar secara lahir dan juga ikhtiyar secara batin agar terhindar dari segala macam bentuk dan jenis penyakit yang dapat menghampiri manusia.
Dan secara esensial, segala sesuatu terdapat hikmah dibaliknya. Hikmah dari semua penyakit yang diderita manusia, baik yang menular atau tidak, muaranya adalah tauhid beserta semua bentuk turunan implementatifnya. Yang artinya bahwa manusia harus sadar dan mengakui bahwa dirinya lemah sehingga harus dan terus bersujud pada-Nya.
Untuk itu, di tengah pandemi Corona yang sedang melanda berbagai negeri saat ini termasuk di Indonesia, patut kiranya kita menguatkan jiwa kita dengan terus mendekat pada-Nya melalui melaksanan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan harapan semoga kita mendapatkan Rahmat-Nya. Amin (*)
*Penulis adalah pemerhati sosial dan pendidikan asal Kadur Pamekasan
0 Komentar