Telusuri

Mati adalah Misteri Ilahi, Membaca Pesan Yoyoh Yusroh

Oleh : Subliyanto* 

Setiap manusia akan menghadapi mati, hanya saja menunggu giliran jadwal yang sudah ditentukan sejak zaman azali. Namun pada tahun 2019 ini, pasca pesta demokrasi, kematian seakan menjadi momok yang sangat menakutkan dan mengerikan. 

Betapa tidak, nominasi kematian yang dialami oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat mendominasi. Dikutip dari detik.com edisi 10 Mei 2019, jumlah kematian petugas KPPS pasca pesta demokrasi mencapai 469 orang.

Berlepas dari penyebab kematian yang hingga kini masih menjadi pembahasan kontroversi, disini penulis hanya ingin mengulas bahwa kematian adalah misteri bagi semua manusia. Sehingga harus bersiap diri menyambutnya.

Berbincang hal ini, tak ada salahnya kalau kita membaca pesan-pesan Yoyoh Yusroh, seorang mujahidah, penghafal alQur'an yang siap menghadapi kematian. Ia wafat pada 21 Mei 2011 di usia 49 tahun pasca kecelakaan lalu-lintas saat bersama keluarganya pulang usai menghadiri wisuda salah seorang putranya di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogayakarta. 

Dan menariknya, sebulan sebelum ia meninggal, tepatnya pada 23 April 2011 ia menulis sebuah artikel yang seakan tersirat makna salam perpisahan. Artikel itu dimuat di situs dakwatuna.com 24 April 2011.

Buku 50 Pendakwah Pengubah Sejarah, karya putra Pamekasan, M. Anwar Djaelani mengutip artikel yang berjudul "Kematian adalah Sebuah Misteri" tersebut dalam bab ke-38 tentang tokoh yang bernama Yoyoh Yusroh. Ia berpesan melalui penanya sebagai berikut :

"Manusia siapapun, apapun statusnya, tidak akan tahu kapan kematiannya. Karena kematian merupakan hak periogratif Allah. Untuk hamba yang memiliki pemahaman seperti ini, ia akan selalu siaga menghadapi hari kematiannya dengan berbagai amal yang diridhai Allah. Siaga menghadapi kematian melebihi kesiagaan dalam hal lain.

Kematian adalah misteri. Ia akan merengut siapa saja di dunia ini dengan tidak mengenal usia. Kematian tidak mengenal apakah orang itu sakit atau sehat.

Sebagai seorang Muslim, kematian yang didambakan adalah mati syahid dalam membela Allah, mempertahankan hak seperti yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Palestina. Namun, karena kematian sebuah misteri, tidak semua mereka yang berjuang mendapatkan karunia syahadah seperti yang diharapkan. Itulah kematian yang merupakan hak penuh Allah, yang tidak bisa diduga oleh siapapun."

Dari pesan pena Yoyoh Yusoh di atas dapat disimpulkan bahwa kematian itu pasti, dan mempersiapkan diri dengan nilai-nilai kebaikan menyambutnya adalah sebuah solusi, karena kematian akan datang kapan saja, dimana saja, dan sedang apa saja, serta dengan cara apa saja, yang semua itu tidak kita ketahui, karena kematian adalah misteri Ilahi. Wallahu a'lam []

Posting Komentar

0 Komentar