Telusuri

Pesan Ayah : Anakku, Ingatlah Saat Usiamu Bertambah


(Surat Cinta dari Ayahmu*)

Selamat ulang tahun anakku… “Barakallah Fi Ziyadti ‘Umurik. Semoga engkau menjadi anak yang shaleh, yang senantiasa taat terhadap Allah dan cinta terhadap sunnah Muhammad Rasulullah, berjuang untuk islam, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara.”

Anakku… Ada kebiasaan sebagian manusia ketika umurnya bertambah merayakannya dengan perayaan ulang tahun. Perayaan yang dilakukan beraneka ragam caranya sesuai dengan pemahaman masing-masing. Namun terlepas dari hal yang kontroversial itu, yang perlu kita pahami adalah hakikat dari bertambahnya umur itu sendiri.

Anakku… Orang yang panjang umurnya adalah orang yang menghiasi hidupnya dengan amal shaleh. “Man kana ‘umuruhu ma’muratan bil a’malis shalihat”. Tentu sebagai orang beriman yang yakin akan kehidupan yang sesungguhnya tentunya kita tidak akan membiarkan sisa umur kita akan berlalu begitu saja. Maka dari itu jangan sia-siakan umur kita selama Allah masih memberi kesempatan pada kita untuk berbuat baik dan membuat karya nyata di dunia ini, guna meraih prestasi kelak pada kehidupan yang hakiki.

Anakku… Secara hitungan matematis semakin bertambah umur manusia pada hakikatnya semakin berkurang dan semakin dekat menghadapi kematian. Karenanya perlu kita mensyukurinya dan memanfaatkan sebaik-baiknya. Umur sangat erat kaitannya dengan masalah kematian. Umur dan kematian bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Maka sebaik-baiknya nasehat adalah nasehat kematian, karena kematian adalah rahasia Tuhan, Allah Rabbul ‘Alamain. Tidak satupun diantara kita yang mengetahuinya. Ia (kematian) bisa datang kapan saja dan dimanapun kita berada.

Anakku… Allah berfirman : “….Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya)”. (Q.S Yunus: 49).

Anakku… Berikut ini ada kisah menarik yang bisa kiranya menjadi renungan dan kita ambil pelajaran dalam pembahasan umur dan kematian :

************
Seorang laki-laki masuk ke ruangan "Almanshur" pada hari dia dibaiat menjadi Khalifah umat islam. Almanshur berkata : “Nasihatilah aku”. Laki-laki itu berkata : “Aku nasihati kamu dengan yang aku lihat atau dengan yang aku dengar ?” Berkata Almanshur : “Dengan yang kau lihat”. 

Dia berkata : “Wahai Amirul mukminin, Umar bin Abdul Aziz punya 11 anak. Dan ketika matinya meninggalkan 18 dinar. Untuk kafan 5 dinar, untuk urusan kuburnya 4 dinar dan sisanya diberikan pada anak-anaknya.  Sedangkan Hisyam punya 11 anak juga. Setiap anak mendapat bagian sejuta dinar ketika matinya. Demi Allah wahai amirul mukminin, aku melihat pada suatu hari anak-anak Umar bin Abdul aziz bersedekah dengan 100 kuda untuk jihad fi sabilillah. Dan kulihat salah satu anak Hisyam meminta-minta di pasar”. 

Disebutkan anak perempuan Umar bin Abdul Aziz masuk ke kamarnya menangis. Maka dia bertanya : “Apa yang membuatmu menangis anakku ?” Dia berkata : “Setiap anak memakai pakaian baru, dan aku anak amirul mukminin memakai pakaian lama.”

Umar kasihan melihat tangis anaknya, maka dia pergi kepada bendahara negara. Dia berkata : “Apakah kau mengizinkanku mengambil gajiku bulan depan?” Bendahara berkata : “Tidak bisa wahai Amirul mukminin”. 

Maka Umar menceritakan apa yang terjadi dengan anaknya. Bendahara berkata : “Kalau begitu tidak apa-apa kau ambil gajimu bulan depan. Tetapi dengan satu syarat”. Umar berkata : “Syarat apakah itu ?” Bendahara : “Syaratnya engkau bisa menjamin padaku kau masih hidup bulan depan untuk bekerja dengan gaji yang telah kau ambil lebih dulu”. 

Umar meninggalkannya dan kembali ke rumahnya. Anak-anaknya bertanya : “Apa yang terjadi padamu wahai Bapak ?” Dia berkata : “Maukah kalian bersabar dan kita masuk surga bersama atau kalian tidak bersabar dan bapakmu ini masuk neraka ?” Mereka berkata : “Kami akan bersabar wahai Bapak”.

***********
Anakku… Kisah di atas merupakan salah satu contoh tentang nasehat kematian. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah di atas. Dan dapat memanfaatkan sisa umur kita untuk senantiasa beramal shaleh, kapanpun dan dimanapun kita berada.

Anakku… sebagai penutup ayah ingin berpesan padamu, sebagaimana pesan Lukman kepada anakknya yang termaktub dalam Firman Allah, alQur’an Surat Luqman berikut ini :

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, : Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Q.S. Lukman : 13)

“Dan Kami (Allah) perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”. (Q.S Lukman : 14)

“Dan jika keduanya memaksamu untuk  mempersekutukan Aku (Allah) dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S Lukman : 15)

“Wahai anakku, sungguh jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu, atau di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah maha halus, maha teliti”. (Q.S Lukma : 16)

“Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting”. (Q.S Lukman : 17)

“Dan jangnlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan jangnlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyuaki orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. (Q.S Lukman : 18)

“Dan sederhanaknlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sungguh seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (Q.S Lukman : 19)

Anakku, itulah pesan ayah padamu. Barakallah… Semoga kamu sehat selalu…!!!


Posting Komentar

0 Komentar