Selamat ulang tahun anakku… “Barakallah
Fi Ziyadti ‘Umurik. Semoga engkau menjadi anak yang shaleh, yang senantiasa taat
terhadap Allah dan cinta terhadap sunnah Muhammad Rasulullah, berjuang untuk
islam, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat bagi bangsa dan Negara.”
Anakku… Ada kebiasaan sebagian
manusia ketika umurnya bertambah merayakannya dengan perayaan ulang tahun.
Perayaan yang dilakukan beraneka ragam caranya sesuai dengan pemahaman
masing-masing. Namun terlepas dari hal yang kontroversial itu, yang perlu kita
pahami adalah hakikat dari bertambahnya umur itu sendiri.
Anakku… Orang yang panjang umurnya
adalah orang yang menghiasi hidupnya dengan amal shaleh. “Man kana ‘umuruhu ma’muratan bil
a’malis shalihat”. Tentu sebagai orang beriman yang yakin akan
kehidupan yang sesungguhnya tentunya kita tidak akan membiarkan sisa umur kita
akan berlalu begitu saja. Maka dari itu jangan sia-siakan umur kita selama
Allah masih memberi kesempatan pada kita untuk berbuat baik dan membuat karya
nyata di dunia ini, guna meraih prestasi kelak pada kehidupan yang hakiki.
Anakku… Secara hitungan matematis
semakin bertambah umur manusia pada hakikatnya semakin berkurang dan semakin
dekat menghadapi kematian. Karenanya perlu kita mensyukurinya dan memanfaatkan
sebaik-baiknya. Umur sangat erat kaitannya dengan masalah kematian. Umur dan
kematian bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Maka
sebaik-baiknya nasehat adalah nasehat kematian, karena kematian adalah rahasia
Tuhan, Allah Rabbul ‘Alamain. Tidak
satupun diantara kita yang mengetahuinya. Ia (kematian) bisa datang kapan saja
dan dimanapun kita berada.
Anakku… Allah berfirman : “….Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila
telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya)”. (Q.S Yunus: 49).
Anakku… Berikut ini ada kisah
menarik yang bisa kiranya menjadi renungan dan kita ambil pelajaran dalam
pembahasan umur dan kematian :
************
Seorang laki-laki masuk ke ruangan "Almanshur" pada hari dia
dibaiat menjadi Khalifah umat islam. Almanshur
berkata : “Nasihatilah aku”. Laki-laki itu berkata : “Aku nasihati kamu dengan
yang aku lihat atau dengan yang aku dengar ?” Berkata Almanshur : “Dengan yang
kau lihat”.
Dia berkata : “Wahai Amirul
mukminin, Umar bin Abdul Aziz punya 11 anak. Dan ketika matinya meninggalkan 18
dinar. Untuk kafan 5 dinar, untuk urusan kuburnya 4 dinar dan sisanya diberikan
pada anak-anaknya. Sedangkan Hisyam punya 11 anak juga. Setiap anak
mendapat bagian sejuta dinar ketika matinya. Demi Allah wahai amirul mukminin,
aku melihat pada suatu hari anak-anak Umar bin Abdul aziz bersedekah dengan 100
kuda untuk jihad fi sabilillah. Dan kulihat salah satu anak Hisyam
meminta-minta di pasar”.
Disebutkan anak perempuan Umar bin
Abdul Aziz masuk ke kamarnya menangis. Maka dia bertanya : “Apa yang membuatmu
menangis anakku ?” Dia berkata : “Setiap anak memakai pakaian baru, dan aku
anak amirul mukminin memakai pakaian lama.”
Umar kasihan melihat tangis anaknya,
maka dia pergi kepada bendahara negara. Dia berkata : “Apakah kau mengizinkanku
mengambil gajiku bulan depan?” Bendahara berkata : “Tidak bisa wahai Amirul
mukminin”.
Maka Umar menceritakan apa yang
terjadi dengan anaknya. Bendahara berkata : “Kalau begitu tidak apa-apa kau
ambil gajimu bulan depan. Tetapi dengan satu syarat”. Umar berkata : “Syarat
apakah itu ?” Bendahara : “Syaratnya engkau bisa menjamin padaku kau masih
hidup bulan depan untuk bekerja dengan gaji yang telah kau ambil lebih dulu”.
Umar meninggalkannya dan kembali ke
rumahnya. Anak-anaknya bertanya : “Apa yang terjadi padamu wahai Bapak ?” Dia
berkata : “Maukah kalian bersabar dan kita masuk surga bersama atau kalian tidak
bersabar dan bapakmu ini masuk neraka ?” Mereka berkata : “Kami akan bersabar
wahai Bapak”.
***********
Anakku… Kisah di atas merupakan
salah satu contoh tentang nasehat kematian. Semoga kita dapat mengambil hikmah
dari kisah di atas. Dan dapat memanfaatkan sisa umur kita untuk senantiasa
beramal shaleh, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Anakku… sebagai penutup ayah ingin
berpesan padamu, sebagaimana pesan Lukman kepada anakknya yang termaktub dalam Firman
Allah, alQur’an Surat Luqman berikut ini :
“Dan (ingatlah)
ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, :
Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Q.S. Lukman : 13)
“Dan Kami (Allah) perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada
Aku kembalimu”. (Q.S Lukman : 14)
“Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku (Allah) dengan
sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu,
maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S
Lukman : 15)
“Wahai anakku, sungguh jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu, atau di
langit, atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya
Allah maha halus, maha teliti”. (Q.S Lukma : 16)
“Wahai anakku, laksanakanlah
shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari
yang mungkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting”. (Q.S
Lukman : 17)
“Dan jangnlah kamu
memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan jangnlah berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyuaki orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri”. (Q.S Lukman : 18)
“Dan sederhanaknlah dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sungguh seburuk-buruk suara ialah suara
keledai”. (Q.S Lukman : 19)
Anakku, itulah pesan ayah
padamu. Barakallah… Semoga kamu sehat selalu…!!!
0 Komentar