Telusuri

Ketika Imunisasi Vaksin Difteri Berdampak Negatif, Siapa Yang Bertanggung Jawab ?

Oleh : Subliyanto*

Ahad 11 Februari 2018, Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan dihebohkan dengan kejadian sakit massal yang dialami oleh sejumlah santri di Pondok Pesantren Al Falah Sumber Gayam dan Pesantren Hidayatul Mubtadiin Kadur Pamekasan.

Kejadian tersebut diduga efek dari imunisasi difteri yang dilakukan di sekolah pondok pesantren tersebut oleh tim medis puskesmas Kadur pada hari Sabtu 10 Februari 2018.

Dikutip dari laman antaranews.com  (11/02/2018) hingga Minggu sore, Sekretaris Dinkes Pamekasan Ali Maksum menyatakan, jumlah santri yang mengalami sakit massal sebanyak 46 orang, namun hingga malam, meningkat menjadi 80 orang, termasuk lima santri dari Pesantren Hidayatul Mubtadiin.

Beritajatim.com mengabarkan (11/02/2018), Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Ali Maksum menyatakan puluhan siswa yang lemas dan pingsan pasca mendapatkan suntik vaksin difteri dinilai sebagai kejadian luar biasa alias KLB.

Lantas siapa yang bertanggung atas kejadian tersebut ? 

Program imunisasi vaksin difteri merupakan program pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan untuk mengatasi wabah bakteri difteri yang meresahkan masyarakat. Pelaksanaan perdananya dilaksanakan pada bulan Desember 2017 yang lalu. Dan gelombang kedua dilaksanakan pada Januari 2018 (tempo.co, 06/01/2018).

Sebagai rakyat biasa tentu berbaik sangka kepada pemerintah dan mendukungnya demi kesejahteraan rakyat indonesia dalam hal kesehatan. Namun dengan adanya kejadian di Desa Kadur Kabupaten Pamekasan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan setempat mempunyai tanggung jawab sepenuhnya atas kejadian tersebut. 

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan penjelasan secara detail kepada masyarakat penyebab hal tersebut. Tentu penjelasan medis yang berdasarkan hasil lab dari sekian banyak korban di Desa Kadur Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan, agar baik sangka masyarakat indonesia tidak berubah menjadi buruk sangka.

Maka sangat disayangkan ketika Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan Ismail Bey menyatakan bahwa kejadian tersebut murni faktor psikologis. Sebagaimana dijelaskan dalam laman antaranews.com (11/02/2018) Ismail menyampaikan bahwa kejadian tersebut murni faktor psikologis saja.


"Jadi, ini murni faktor psikologis saja. Ada satu santri yang pingsan, kemudian santri lainnya juga ikutan pingsan,".

Hemat penulis alasan tersebut belum bisa diterima oleh akal sehat masyarakat, karena tidak seimbang dengan jumlah korban yang sakit pasca imunisasi vaksin difteri di Desa Kadur.

Dan justru sangat rasional jika sebagian orang tua santri resah dan meminta agar pemerintah provinsi dan pusat hendaknya turun tangan, menyelidiki vaksin difteri yang disuntikkan kepada santri di Pesantren Al-Falah, karena jumlah korban tidak sedikit.

Maka menjadi PR semua pihak untuk mendalami akar permasalahan tersebut sampai betul-betul ditemukan faktornya berdasarkan data rekam medis dan uji laboratorium kesehatan agar kejadian serupa tidak terjadi di daerah lain.

*Penulis adalah warga Desa Kadur Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan

Posting Komentar

0 Komentar