Telusuri

TUHAN ATAU MANUSIA YANG KITA PERIORITASKAN ?


Oleh : Subliyanto*
Dalam hidup dan kehidupan, manusia akan dihadapkan dengan berbagai macam pilihan dalam menggerakkan roda kehidupannya.

Ibarat membeli pakaian manusia bebas memilih corak dan warna serta model yang cocok dengan postur tubuhnya, sehingga terlihat indah dipandang.


Disinilah selera manusia berperan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam model kehidupan manusia dapat dilihat oleh mata sesuai dengan selera mereka.


Namun bagi manusia yang beriman, tentunya ia akan memainkan peran seleranya berlandaskan iman, sehingga pilihannya disesuaikan dengan yang dikehendaki Tuhannya, Allah Rabbul 'alamin. Bukan hanya kehendak manusia semata.


Berbicara pilihan, saya jadi teringat sebuah perbincangan singkat dengan seorang ibu rumah tangga yang sekaligus berperan sebagai kepala keluarga di Pulau Dewata Bali ketika kunjungan kerja beberapa waktu lalu.


Dalam perbincangannya ibu tersebut bercerita tentang hiruk pikuk hidup dan kehidupannya, dengan mengangkat tema "Move on to right track".


Tema yang sangat menarik dalam kehidupan sosial manusia, yang dalam bahasa agama disebut dengan istilah "Hijrah".

Hijrah memang menjadi bagian dari peran manusia untuk memperbaiki kualitas dirinya. Dan hal inipun juga telah dicontohkan oleh Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam.

Singkat cerita ibu tadi bercerita dari A-Z tentang kehidupannya. Dan sesekali menahan nafasnya seakan menahan air matanya.

Melihat hal itu saya menjadi penasaran, apa sebetulnya yang ibu itu rasakan ? Dan dengan bermodal sedikit ilmu jurnalistik saya memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan.

"Apa tantangan terberat yang ibu hadapi saat memilih hijrah sebagai jalan menuju kebahagiaan yang hakiki ?"

Mendengar pertanyaan tersebut, ibu itu kembali menarik nafas, seakan menyusun kalimat untuk menjawabnya.

Kemudian ibu itu menjawab dengan pelan, bak mengingatkan dirinya pada masa lalu yang ia hadapi. Dan jawabannya tantangan terberat bagi dirinya adalah keluarganya.

Ia harus "berperang" dengan suaminya demi visi kebaikan yang ia pertahankan, yang hingga akhirnya iapun harus meninggalkan suaminya demi tetap melekatnya busana muslim sebagai hijabnya.

Allahu Akbar, cerita di atas patut kiranya menjadi renungan bagi kita, bagaimana seharusnya kita menentukan sebuah pilihan.

Tuhan, atau manusia yang kita prioritaskan ?

Maka tentunya bagi orang beriman, pasti memperioritaskan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan, Allah Rabbul 'Alamin.

Hal demikian juga sudah dicontohkan oleh Nabi Nuh 'Alaihis salam ketika ia harus meninggalkan keluarganya yang membangkang, dan memilih melaksanakan yang telah Allah perintahkan.

Semoga kita tetap istiqamah di jalan Allah, seberat apapun tantangan dan rintangan yang kita hadapi. Wallahu a'lam...[]

*Twitter @Subliyanto

Posting Komentar

0 Komentar