Telusuri

KITA HARUS PEDULI ! KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI ? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI ?


Oleh : Subliyanto
Dalam sebuah kesempatan di suatu keramaian ada dua orang anak kecil yang mendatangi saya. Anak itu mengulurkan tangannya. Sayapun sudah paham maksudnya, kalau ia meminta uang.
Melihat fenomina itu saya langsung teringat pesan guru saya dan kalau tidak salah juga peraturan pemerintah tentang anak jalanan dan preman beberapa waktu yang lalu.
Teringat hal tersebut saya langsung abai walaupun saya sendiri sangat kasihan melihat mereka. Dua anak itupun pergi meninggalkan saya.
Tak lama kemudian setelah anak itu pergi saya merenung dan tanpa saya sadari air matapun berlinang. Tidak lain yang saya renungkan adalah tentang nasib dan masa depan mereka.
Saya yang saat ini aktif di sebuah lembaga sosial langsung teringat konten proposal yang mana maksud dan tujuannya adalah memanggil kepedulian masyarakat akan hal tersebut.
Jutaan manusia penduduk Indonesia berada dalam garis kemiskinan. Pemandangan nyata di kota besar terlihat dengan banyaknya anak terlantar di jalanan serta putus sekolah.
Di pedesaan mengalami yang sama, minimnya sarana serta rendahnya human development index manusia Indonesia, sumber daya manusia Indonesia yang melimpah seolah tak berdaya menghadapi keterbatasan yang ada.
Kepedulian adalah wujud nyata untuk memutus persoalan yang terus menderita. Setidaknya kemiskinan dan anak putus sekolah dapat di kurangi dengan sinergi dan kebersamaan, membantu saudara kita yang tidak berdaya untuk bangkit menuju kepada kualitas hidup yang lebih baik agar hidup lebih mulia dan bermartabat.
Zakat, infak dan sedekah adalah solusi riil untuk mewujudkan kepeduliaan terhadap kemiskinan dan anak putus sekolah.
Maka, tentunya ini adalah peluang bagi kita untuk mewujudkan kepedulian kepada mereka untuk mewujudkan cita-cita dan harapan mereka, mengukir senyum dan kebahagiaan mereka.
Lebih indah rasanya kalau kepedulian kita terhadap mereka dengan tidak memberinya secara langsung di jalanan, karena hal tersebut akan merusak mental mereka.
Solusi terbaiknya adalah dengan menggandeng mitra sebuah lembaga resmi yang memang mempunyai program khusus buat mereka.
Untuk itu di akhir tulisan ini saya mengajak kepada semua pembaca agar peduli kepada mereka. Tidak salah kiranya kalau saya mengutip dan memodifikasi jargon salah satu orator waktu musim kampanye dulu.
"Kita harus peduli ! Kalau bukan kita siapa lagi ? Kalau bukan sekarang kapan lagi ?"
Semoga bacaan ringan ini dapat menyadarkan kita semua tentang fakta dan realita Indonesia saat ini.
Semoga amal sholeh kita di terima di sisi-Nya.[]
Wallahu A'lam...

Posting Komentar

0 Komentar