Telusuri

Man Jadda Wajada

”Man Jadda Wajada“ Sebuah kata motivasi yang menjadi semangat bagi kalangan orang sukses. Salah satu contohnya adalah yang group band wali yang sukses menebar dakwah melalui seni musik, ternyata motivasi yang menyemangati mereka adalah kata “Man Jadda Wajada“. Begitu juga dengan Ahmad Fuadi yang sukses dengan novelnya yang berjudul “Negeri Lima Menara“ yang sampai divisualkan ke layar lebar saat ini, ternyata kunci kesuksesan mereka juga bermsumber dari kata “Man Jadda Wajada“.

Tapi tentunya semua itu tidak didapatkan begitu saja, semua itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan serta kesabaran. Jadi tak heran jika bang haji Rhoma Irama memberi semangat perjuangan melalui syairnya bahwa “perjuangan dan pengorbanan takkan terelakkan kala menempuh kehidupan“ . Subhanallah luar biasa…! Ada apa di balik Man Jadda Wajada?

Salah satu jawabannya adalah sebuah kesabaran. Jadi kayaknya pas banget kalau kata “Man Jadda Wajada“ berangkat bareng dengan kata “Man shabara zhafira“. Sehingga keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat di pisahkan.

Kata “Man shabara zhafira“ yang artinya barang siapa yang bersabar maka ia akan beruntung. Yupz, betul banget bahwa dalam setiap hal kesabaran itu diperlukan banget, bukan hanya dalam mengejar cita-cita saja, apalagi cuma mengejar cinta…? Tanpa kesabaran, bisa dipastikan bakal kacau kehidupan di dunia ini.

Pentingnya perilaku sabar, Allah menyebutkannya dalam Al-Qur’an sejajar dengan shalat. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat,sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. al-Baqarah [2]: 153).

Sabar itu tidak ada batasnya, namun memang kesabaran seseorang itulah yang ada batasnya. Sehingga bila ada ungkapan bahwa kesabaran itu ada batasnya, berarti dia itu sudah tidak sabar lagi. Sabar pun juga ada tempatnya. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan, sabar dalam melakukan kebaikan, sabar dalam menunggu janji-janji Allah, dan sebagainya.

Imam al-Ghazali mengatakan "Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu." Yang namanya dorongan agama dalam hal ini adalah al-Islam, maka dorongan tersebut pastilah bermakna positif dan baik.

Jadi yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian Islam ialah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa ikhlas, namun semua itu tentunya sijalani dengan ikhtiar serta tawakkal kepada Allah. Ada proses yang tidak mudah disini apalagi ketika sampai pada taraf rela menerima sesuatu dengan ikhlas meskipun tidak disenangi. Maka tak heran, bila kedudukan sabar disebut-sebut sejajar dengan kedudukan shalat.

Orang yang mampu bersabar disebut oleh Allah sebagai orang yang beruntung. Karena dengan sabar inilah, seseorang itu mampu mengendalikan hawa nafsunya terutama yang bersifat merusak. Sebagai seorang muslim yang beriman tentunya harus tangguh dan kokoh. Ia tak mudah hancur hanya karena tekanan hidup. Sebaliknya, tempaan hidup yang berat akan menjadikan dia semakin matang dan dewasa untuk menyikapi semua permasalahan yang ada. Sabar inilah sebagai salah satu kunci penolong ketika hidup mulai terasa berat.

Oleh karena itu, marilah kita sama-sama belajar bersabar mulai detik ini. Lapangkan dada dan pikiran kita dalam menerima cobaan Allah apa pun itu bentuknya baik berupa kebahagiaan maupun kesedihan. Dunia ini fana kok alias tak abadi. Bila kita mampu bersabar, Allah pasti akan mengganjar kita dengan berlipat pahala kebaikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Bekal sabar ini pula yang akan menentukan arah hidup kita, menuju kebaikan atau sebaliknya. Bulatkan tekad dalam hati kita bahwa kita bisa bersabar terhadap apa pun takdir Allah. Termasuk dalam perjalanan cinta….hehe . Dan agar kesabaran tetap ada, kita pun diperintahkan meminta pertolongan melalui shalat. Shalat adalah perintah Allah, sumber kekuatan seorang muslim, dan bekal dunia akhirat yang tidak ada habisnya. Dengan shalat, kita yang lemah ini, akan terhubung dengan Allah Yang Maha kuat dan Maha kuasa. Wallahu A’lam…!

Posting Komentar

0 Komentar