Telusuri

Bagaimana Praktik Bersyukur ?

Oleh : Subliyanto*
Masih ingatkah kita dengan kata "bersyukur"?. Kata yang sangat mudah diucapkan, dan sangat mudah dihafalkan, namun membutuhkan kesungguhan dan keikhlasan dalam mengamalkan.

Dalam bahasa arab, ada dua istilah yang sangat populer terkait dengan istilah bersyukur. Pertama, orang yang bersyukur disebut dengan istilah "Syakur". Kedua, objek yang di syukuri disebut dengan istilah "Masykur".

Namun dari dua istilah tersebut ada satu istilah yang tidak bisa berdiri sendiri kedudukannya dalam struktur kalimat, yaitu kata "Syakur", karena istilah tersebut adalah salah satu sifat Allah, sebagaimana termaktub dalam Asmaul Husna. Sehingga penggunaannya harus disandingkan dengan kata lain. Misalnya seperti Abdus Syakur, Muhammad Syakur, dan yang lainnya.

Bersyukur secara sederhana adalah berterimakasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Praktinya, bersyukur diimplementasikan dengan ucapan dan perbutan. Bersyukur dengan ucapan adalah senantiasa mengucapkan kalimat hamdalah. "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". Sementara implementasi bersyukur dengan perbuatan adalah dengan memanfaatkan segala sesuatu yang diberikan oleh Allah untuk kebaikan.

Sebagai contoh misalkan, Allah memberikan kesehatan, maka wajib bagi kita untuk bersyukur. Hal itu diwujudkan dengan mengucapkan kalimat hamdalah, serta memanfaatkan kesehatan tersebut untuk kebaikan. Bukan justru memanfaatkannya untuk bermaksiat kepada Allah.

Bersyukur dengan lisan maupun perbuatan bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, karena keduanya saling berkaitan dan sudah menjadi sistem dalam konsep kehidupan.

Setiap orang yang bersyukur akan dicintai oleh Allah. Kecintaan Allah kepada orang yang bersyukur salah satunya terwujud dalam firmanNya :

"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku menambah ( nikmat ) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari ( nikmatKu), maka pasti azabku sangat berat." ( QS.Ibrahim : 7 ).

Semoga kita senantiasa menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur. Wallahu A'lam...


*Penulis adalah pendidik di Sleman Yogyakarta.

Posting Komentar

0 Komentar