Telusuri

Sejatinya Guru Harus Aktif Menulis


Oleh : Subliyanto

Secara formal, guru identik dengan buku dan qalam. Atau dalam era IT saat ini guru identik dengan buku dan laptop atau komputer. Dimana dua benda tersebut merupakan bagian dari sarana dalam menggali ilmu dan mentransfer ilmu kepada para muridnya. 

Maka sudah seharusnya guru menjadi aktivis literasi sebagai uswah kepada para muridnya dalam mempraktikkan iQra' bismi Rabbik. Baik melalui kajian pustaka, penelitian tindakan kelas, maupun riset outdoor yang semuanya perlu didokumentasikan sebagai bagian dari khazanah keilmuan.

Namun demikan, tradisi yang bersifat esensial tersebut belum secara total menjadi habitual action di kalangan para guru. Terlepas dari apapun alasan dari masing-masing, diakui atau tidak hal itu adalah sebuah fakta. 

Padahal, kalau merujuk pada historical of knowledge, kegiatan baca tulis merupakan tradisi ulama' dalam upaya menggali ilmu, mentransfer ilmu, dan membumikannya dalam bentuk sebuah buku. 

Sehingga tidak heran jika para ulama' terdahulu penuh dengan karya berupa buku atau dalam istilah bahasa arab disebut dengan kitab, yang kemudian menjadi pusat rujukan keilmuan.

Dari hal tersebut, lantas masih malaskah kita sebagai aktivis papan tulis untuk menulis ?

Maka, sejatinya guru harus aktif menulis. Selain sangat bermanfaat untuk dirinya, tentu juga akan bermanfaat bagi para pembacanya. Terlebih bagi para muridnya. Karena bak sebuah receh, menulis adalah investasi yang mempunyai nilai abadi, yaitu sebagai amal jariyah melalui tinta.

Sebuah peradaban bermula dari teori dan konseptual yang matang, serta ketajaman konseptual juga bergantung sejauh mana kita bisa beriqra' baik secara dhahir maupun secara batin terhadap fenomena kehidupan di sekitar kita.

Sebagai penutup tulisan singkat ini, penulis sematkan maqalah motivasi sebagai tambahan amunisi literasi untuk para generasi :

"Andai tidak punya murid, saya akan mengajar dunia dengan pena". (KH. Imam Zarkasyi)

"Ujung pena yang terasah, tajamnya bisa melebihi celurit pilihan. Maka perhatikan bagaimana engkau pergunakan penamu". (Mohammad Fauzil 'Adhim)

Semoga catatan singkat ini bermanfaat. Wallahu a'lam []

Posting Komentar

0 Komentar