Telusuri

Seputar Pondok Pesantren


Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan ‎berjangka panjang, dimana berbagai aspek yang tercakup dalam proses ‎saling erat berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan bermuara ‎pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan ‎hidup dan keterampilan hidup. Proses ini bersifat kompleks, karena ‎interaksi diantara berbagai aspek tersebut seperti, guru, bahan ajar, ‎fasilitas, kondisi siswa, lingkungan, dan metode pengajaran, tidak ‎selamanya memiliki sifat dan bentuk yang konsisten yang dapat ‎dikendalikan. Hal ini mengakibatkan penjelasan terhadap fenomina ‎pendidikan bisa berbeda-beda, baik karena waktu, tempat maupun ‎subjek yang terlibat dalam proses.‎ Sementara pondok pesantren adalah lembaga yang bersifat kompleks ‎dan unik. 

Bersifat kompleks karena pondok pesantren sebagai organisasi ‎yang didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama yang lain ‎berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik menunjukkan ‎bahwa pondok pesantren sebagai organisasi yang memiliki ciri-ciri ‎tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri-ciri yang ‎menempatkan pondok pesantren memiliki karakter tersendiri adalah ‎dimana di dalamnya terjadi proses belajar mengajar, dan merupakan ‎tempat terselenggaranya pembudayaan hidup manusia. 

Karena sifat ‎yang kompleks dan unik itulah, pondok pesantren sebagai organisasi ‎memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.‎ Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga islam yang mana di ‎dalamnya diselenggarakan aktifitas-aktifitas keislaman sebagai bentuk ‎pengamalan dalam mewujudkan peradaban islam dengan menciptakan ‎dan menghidupkan tradisi-tradisi islam dalam kehidupan sehari-hari. ‎

Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggrakan melalui unit-unit lembaga ‎pendidikan mulai tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, hingga ‎Perguruan Tinggi, dan lembaga layanan masyarkat.‎ 

Kurikulum pondok pesantren mengintegrasikan tiga komponen ‎pendidikan yang sekaligus menjadi karakteristik khas dari pondok ‎pesantren itu sendiri, yakni aspek ruhiyah, aqliyah dan jasmaniyah, yang ‎mana dari ketiga karakteristik tersebut isi kurikulumnya terdiri dari ilmu ‎agama, ilmu umum, dan ilmu keterampilan. Ketiga ilmu tersebut ‎disampaikan pada santri dengan landasan tauhid. Artinya setiap ilmu ‎yang diberikan kepada santri selalu membuat dirinya semakin dekat ‎kepada Allah SWT, salah satu caranya adalah dengan mengaitkan setiap ‎ilmu yang diberikan dengan Allah SWT, manusia dan alam sekitar. ‎Sehingga konsep tauhid akan melekat pada diri santri, dan santri akan ‎paham tentang hakikat dan tanggung jawab dirinya sebagai manusia, ‎yakni sebagai Abdullah dan Khalifatullah di muka bumi ini.‎ 

Secara struktural tongkat kepemimpinan pondok pesantren dipegang ‎oleh seseorang yang menjabat sebagai pimpinan umum yang dibantu ‎oleh kepala-kepala unit yang terdapat dalam pondok pesantren tersebut, ‎mulai dari unit pendidikan hingga unit pelayanan masyarakat. Sehingga ‎terdapat garis komandu dan garis koordinasi dalam pelaksanaan ‎program-program kepesantrenan.‎ Model kepemimpinan pondok pesantren terdiri dari dua macam, yaitu ‎model kepemimpinan pondok pesantren tradisional dan model ‎kepemimpinan pondok pesantren modern. Pondok pesantren tradisional ‎tampuk kepemimpinan dipegang oleh seorang kiai yang mana dia adalah ‎perintis sekaligus pembina pondok pesantren tersebut. Model ‎kepemimpinan pondok pesantren tradisional ini tongkat estafet ‎kepemimpinannya secara otomatis akan dilanjutkan oleh anak cucunya ‎sebagai pewaris tahta, karena pondok pesantren yang dirintis adalah ‎bersifat pribadi.‎ Sementara model kepemimpinan pondok pesantren modern, tampuk ‎kepemimpinan ditentukan oleh dewan syura, karena pondok pesantren ‎modern berlandaskan pada prinsip-prinsip organisasi. Sehingga masa ‎jabatan kepemimpinan pondok pesantren modern dibatasi oleh sistem ‎periode, sesuai dengan AD/ART yang terdapat pesantren tersebut. ‎ 

Manajemen pondok pesantren seperti layaknya manajemen lembaga ‎yang lain, yaitu adanya perencanaan, organizing, actuating, controling, ‎dan evaluating. Namun, perbedaanya adalah pada tataran ‎pelaksanaanya karena pondok pesantren mengemban misi dakwah ‎islamiyah, sehingga seluruh program yang dirancang bernuansa islam.‎ Pengembangan pondok pesantren dilakukan dengan melalui dua jalur ‎yaitu melalui pengembangan unit lembaga pendidikan, dan melalui ‎pengembangan amal usaha milik pesantren. Pengembangan unit ‎lembaga pendidikan yaitu dengan mendesain format pendidikan ‎semenarik mungkin sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yang ‎tentunya tidak keluar dari visi dan misi pesantren.‎ Sementara pengembangan pondok pesantren melalui amal usaha milik ‎pesantren adalah dengan mengembangkan unit-unit amal usaha milik ‎pesantren, seperti koperasi pondok pesantren, koperasi simpan pinjam, ‎baitul mal, layanan kesehatan, dan amal usaha lainya yang bisa di akses ‎oleh masyarakat sekitar. Sehingga keberadaan pondok pesantren benar-‎benar dirasakan oleh masyarakat.‎

Posting Komentar

3 Komentar

Afdil Abidin Surayo mengatakan…
cocok jadi pengasuh pesantren lur....
Subliyanto mengatakan…
Amiin....!
Luqman Hakim mengatakan…
Amiin....mantep...