Telusuri

Peran Pemuda Sebagai Generasi Bangsa


Oleh : Subliyanto*


Hari ini, 28 Oktober tercatat sebagai Hari Sumpah Pemuda. Maka ungkapan "Selamat Hari Sumpah Pemuda" penulis sematkan sebagai prolog dari tulisan ini. Semoga pada momentum ini para pemuda Indonesia semakin gigih dalam berjuang untuk kemajuan Indonesia.

Sejarah singkat tentang Hari Sumpah Pemuda, dikutip dari laman wikipedia menyebutkan bahwa bahwa sejak 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".

Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuijsen.

Pertama : Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea : Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga : Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

***

Tiga poin dari ikrar tersebut adalah tanah air, bangsa, dan bahasa, yaitu Indonesia. Maka ketiganya menjadi gerbang utama yang harus betul-betul dijaga. Dan pemuda adalah bagian dari yang harus menjaganya.

Pemuda sebagai agent of change sebuah bangsa. Maka pada pemuda terdapat sebuah kekuatan yang dapat merubah suatu keadaan menjadi lebih baik, maju dan berkembang serta menjadi percontohan suatu peradaban.

Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan sumber daya alamnya. Maka tidak heran jika Indonesia menjadi sasaran penjajah tempo dulu, dan mungkin juga saat ini yang tentu dengan cover dan kostum serta cara yang berbeda. 

Senjata yang mereka gunakan saat ini tidak lagi hanya berupa senjata tajam, akan tetapi berupa ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka tidak lagi bergulat dengan menggunakan otot, akan tetapi dengan menggunakan otak.

Sehingga jika pemuda Indonesia lalai dan terus asyik dengan “kebodohannya” maka bukan hal yang mustahil keberadaan bangsa ini beserta isinya akan kembali berada di tangan para penjajah, dan harus berjuang lebih keras lagi untuk merebutnya kembali. 

Maka disitulah pentingnya peran pemuda Indonesia untuk terus belajar memperdalam ilmu pengetahuan dalam segala bidang sampai menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan professional serta siap bersaing guna menyelamatkan bangsa menuju Indonesia yang lebih baik bahkan yang  terbaik.

Pemuda merupakan sosok yang harus berada di barisan terdepan untuk membuat perubahan suatu bangsa menjadi lebih baik. Kerja keras dan kerja cerdas merupakan wujud kontribusi nyata untuk kebaikan bangsa.

Dan tentu dengan tidak melupakan sejarah para pejuang yang telah mengorbankan raga dan jiwa serta hartanya untuk bangsa. Karena pada sejarah terdapat sebuah hikmah yang bisa dijadikan pijakan dan evaluasi guna membuat sebuah reformasi dengan formulasi baru.

Oleh karena itu, sudah selayaknya dan sepantasnya para pemuda berperan aktif, menempati posisi strategis dan lini-lini solutif untuk melakukan analisa reformatif yang pada akhirnya melahirkan sebuah solusi riil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa. 

Tentu dengan aktif dan suportif dalam bekerja dan berkarya untuk bangsa agar tujuan menuju bangsa yang lebih baik tercapai. Visinya adalah untuk bangsa sehingga kepentingan-kepentingan pribadi tidak menjadi orientasi dalam mengabdikan dirinya untuk bangsa dan Negara. 

Dengan demikian hal-hal yang bersifat negatif dan mencederai wibawa bangsa dan negara tidak menjadi list dalam buku harian pemuda. Akan tetapi yang menjadi cacatan hariannya adalah list-list strategi bagaimana agar bangsa lebih maju dan berkembang, baik berupa catatan konseptual maupun strategi aplikatif dan dokumentatif.

Semoga pada momentum Hari Sumpah Pemuda saat ini dapat membangkitkan kembali semangat pemuda dalam perannya sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. (*)

Posting Komentar

0 Komentar