Telusuri

Ngeblog Tidak Membuat Kita Semakin Goblok



Oleh : Subliyanto*

27 Oktober, tercatat sebagai Hari Blogger Nasional. Dalam sejarahnya, dikutip dari kompas.com, Hari Blogger Nasional pertama kali dicanangkan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Muhammad Nuh, pada 27 Oktober 2007 pada pembukaan Pesta Blogger tahun itu. Artinya aktivitas ngeblog sudah mendapatkan apresiasi sebagai media edukasi bagi para aktivis literasi.

"Ngeblog Tidak Membuat Kita Semakin Goblok", mungkin ungkapan penulis ini relevan dengan momentum ini. Karena aktivitas ngeblog adalah aktivitas membaca dan menulis. Dan membaca dan menulis merupakan sumber ilmu, yang secara otomatis bagi yang menekuninya akan memiliki wawasan yang luas.

Sementara membaca dan menulis kalau dikaitkan dengan sejarah peradaban Islam dengan pendekatan konsep "Sistematika Nuzulnya Wahyu" (SNW), perintah membaca merupakan perintah pertama yang sekaligus sebagai wahyu pertama pula yang diturunkan kepada Nabiyallah Muhammad SAW. Hal itu sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an Surat al-'Alaq : 

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya". (QS. al-'Alaq : 1-5)

Masih merujuk pada konsep SNW, perintah berikutnya adalah menulis. Hal itu sebagaimana termaktub dalam al-Qur'an Surat al-Qalam :

"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. Dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila. Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putus". (QS. al-Qalam : 1-3)

Secara umum kedua Surat ini (red. al-'Alaq dan al-Qalam) mengandung unsur perintah tauhid dan edukasi, baik secara "lafdhi" maupun secara "tafsiri". Maka sangat relevan jika implementasi dari kedua Surat ini dikombinasikan dengan perkembangan media Informasi dan Teknologi saat ini, yang salah satunya dengan ngeblog.

Membaca dan menulis bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Maka keduanya harus dibiasakan dengan memulai dan latihan secara berkesinambungan.

Namun tentu, latihan dan memulai tersebut tidak boleh lepas dari bimbingan guru, para pakar yang sudah ahli di bidangnya, agar tulisan yang kita publikasikan sesuai dengan kaedah kepenulisan, sehingga dapat dipertanggung jawabkan serta memberikan manfaat kepada khalayak para pembaca.

Dalam sejarahpun sudah menjadi fakta sejarah bahwa aktivitas membaca dan menulis menjadi rutinitas para ulama'. Sehingga karya-karyanya bisa kita nikmati hingga saat ini. Maka hal ini patut menjadi renungan mendalam bagi para generasi agar tidak mengabaikannya. Karena sekecil apapun karya kita, jika kita niatkan untuk kebaikan maka akan menjadi tabungan pahala yang terus mengalir kendatipun kita sudah tiada.

Semoga catatan kecil ini bermanfaat. Dan sebagai penutup dari tulisan ini, penulis sajikan pesan Rasulullah SAW. dalam sabdanya :

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR. Muslim no. 1893).

*Penulis adalah pemerhati sosial dan pendidikan asal Kadur Pamekasan

Posting Komentar

0 Komentar