Telusuri

Writing is the Painting of Voice

Oleh : Umaya Khusniah*

Pernah membayangkan kalau di dunia ini tidak ada tulisan? Pernah membayangkan apa jadinya masa kini dan masa depan kalau tidak ada tulisan? Jawabanmu pasti beragam. Tapi menurtku, yang pasti kehidupan ini bakal sangat sulit. Tidak ada yang menceritakan sejarah masa lalu nenek moyang dan pendahulu kita. Tak ada ilmu yang bisa kita kembangkan di masa kini dan masa depan.  Begitu pentingnya sebuah tulisan. 

Dari sebuah tulisan, kita tahu sebuah kronologi, kita tahu proses sebuah penemuan, bahkan kita bisa mengembangkannya di masa kini. Hebatnya lagi, kita bisa memprediksi sebuah masa depan. Bersyukurlah kita banyak ahli yang kini meninggal, menghadiahkan kita tulisan-tulisan mereka. Ilmu akan abadi dalam tulisan. 

Setelah tau betapa pentingnya tulisan, selanjutnya, siapa yang berhak menulis. Jawabnya tentu kita semua berhak menulis. Apa yang mau ditulis? jawabnya apapun. Fiksi, non fiksi, dalam berbagai bentuk. Dicetak atau ga jadi sebuah buku atau masuk ke sarana lain seperti blog, website atau berita, itu nanti. Yang pasti, kamu berhak menulis apapun. 

Tulisan itu memiliki kekuatan besar bagi pembaca terutama. Ia bisa mengubah haluan hidup orang, mempengaruhi cara berpikir, membentuk perangai, dan sebagainya. Intinya, tulisan dapat membentuk seseorang. Saat kamu siap ‘go public’ dengan tulisanmu, yakinkan dirimu, tulisanmu harus membawa kebaikan bagi pembacamu. Jadilah penulis yang bertanggung jawab.   

Kapan mulai menulis? Sekarang juga jawabnya. Menulis apa? Apapun bisa kamu tulis. Apa yang kamu lihat di depanmu. Apa yang terdengar di telingamu. Apa yang tersentuh tanganmu. Apapun bisa kamu tulis. Mulailah dengan hal yang sederhana. Kembangkan perlahan, bebaskan imajinasimu. Maka pikiranmu akan mengalir apik. 

Satu hal yang paling utama yang wajib kamu lakukan agar tulisanmu semakin berisi dan berkembang. BACA, BACA, BACA. Semakin banyak baca semakin berwarna imajinasimu, semakin tajam analisamu. Selain baca, masuklah lingkungan yang bisa bikin kamu maju dalam menulis. Lingkungan yang pas, akan membuatmu makin semangat berlatih. 

Saya bilang, menulis itu mudah. Tapi saya juga bilang menulis yang berbobot itu tidak mudah tapi tidak mustahil. Banyak baca, berlatih serta berdiskusi akan memperlancar tulisanmu. Cari wahana pendukung. Pers kampus, wartawan freelance, blog, dapat kamu pilih jadi wadah curahan pikiranmu. 

Akhir kata mengutip pesan Sahabat Rasulullah Ali bin Abi Thalib ra, “IKATLAH ILMU DENGAN MENULIS” membuat kita termotivasi mengikat ilmu.

Semoga pembaca makin termotivasi menulis dan selalu mengembangkan diri. Yakinlah, banyak ilmu di luar sana yang menunggu untuk kita serap berapapun usia kita, di manapun kita, apapun kondisi kita.[]

*UMAYA KHUSNIAH, nama yang diberikan orang tua.  Saat ini masih aktif di dunia jurnalistik sebagai kuli ketik dan kuli wawancara di Majalah GATRA. Selain nguli, aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Beberapa kali hoki dapat beasiswa jurnalis untuk beberapa tema khusus dan beasiswa belajar bahasa Asing. Lumayan bisa bicara bahasa London, dan baru mulai lagi belajar bahasa China.

Posting Komentar

0 Komentar