Oleh : Subliyanto*
Salah satu yang punya peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
adalah sekolah. Dari sekolah akan lahir generari-generasi handal yang
siap membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Dalam perannya,
sekolah sebagai elemen kedua dari pendidikan yang lahir sebagai penopang
peran keluarga, dimana keluarga menjadi elemen pertama dan utama bagi
kehidupan manusia.
Seandainya dalam keluarga mampu berperan penuh secara aktif dalam mendidik generasinya, mungkin tidak perlu adanya sekolah.
Namun kita sebagai manusia yang juga berprofesi sebagai orang tua
mempunyai keterbasan dalam semua aspek kemampuan yang dimilikinya.
Maka diperlukanlah peran pihak kedua yang bernama sekolah. Karena
setiap orang tua mempunyai harapan agar putra dan putrinya menjadi anak
yang shaleh dan shalehah.
Sekolah merupakan institusi yang
melakukan proses pembinaan anak bangsa dalam segala aspek kehidupannya.
Baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga sekolah harus
berperan aktif dalam hal itu, dan mencover semua tipical manusia yang
lahir.
Maka bersyukurlah bagi kita yang masih mempunyai kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah.
Di luar sana masih banyak generasi bangsa yang belum maksimal dalam mendapatkan pemerataan pendidikan. Mereka yang mempunyai keterbatasan dalam segala aspek kehidupannya, terlebih keterbatasan finansial terkadang termarjinalkan.
Ada juga yang mempunyai kemampuan akademis dibawah rata-rata, dan
perilaku serta sikap yang sekilas dinilai hiperaktif juga terkadang
harus dikembalikan ke orang tuanya, sehingga orang tuanya harus
mencarikan sekolah lain untuk anaknya.
Jika hal ini terus terjadi
maka tidak bisa dipungkiri bahwa terjadi diskriminasi pendidikan kepada
generasi bangsa. Lantas sekolah milik siapa ? Apakah hanya milik orang
kaya ? Apakah hanya milik anak yang cerdas saja ?
Tentu tidak,
sekolah milik semua, maka sekolah harus mencover semuanya, mulai dari
kalangan pinggiran hingga kalangan jutawan. Mulai dari kalangan anak
yang cerdas hingga anak berkebutuhan khusus.
Orientasi sekolah
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam segala aspek kehidupannya.
Maka ini adalah tugas kita semua, bagaimana agar sekolah bisa mencover
semuanya tanpa ada yang merasa termarjinalkan.
Tentu dengan
menyusun program-program yang sesuai dengan karakter dan kondisi
anak-anak kita. Dan juga dengan melakukan pembinaan sumber daya manusia
yang handal dan profesional secara berkesinambungan.
"Al ilmu fannun, wat ta'limu fannun akhor".
Ilmu merupakan seni, dan mengajar merupakan seni tersendiri. Sehingga
harus terus dilakukan pembinaan, baik ruhiyah maupun ilmiyah. Karena
ilmu adalah cahaya yang akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang
nyata.
Oleh karena itu mari kita selamatkan generasi bangsa
dengan pendidikan. Kita bina mereka, kita didik mereka, dan kita do'akan
mereka, hingga akhirnya mereka menjadi generasi yang tangguh, handal,
dan profesional.
Kita sebagai orang tua dan sebagai guru hanya mempunyai tugas untuk memproses generasi bangsa yang lahir bak kertas putih.
Selanjutnya keberhasilan mereka kita serahkan sepenuhnya kepada Allah
yang telah menciptakannya. Karena hanya Dialah yang bisa merubah
segalanya.
Maka disinilah pentingnya ruh atau jiwa kita sebagai orang tua dan guru. Karena ruh pendidik lebih penting dari segalanya.
" Ruhul ustazd ahammu min kulli syaiin ". Wallahu A'lam []
*Twitter @Subliyanto
0 Komentar