Telusuri

Menyampaikan dengan Hikmah

Oleh : Subliyanto*

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia untuk merubah pola hidup dan kehidupannya untuk menjadi lebih baik. Dengan belajar manusia akan menemukan cahaya yang akan mengantarkan dirinya menuju hidup dan kehidupan yang lebih sempurna. Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

" Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)"

Belajar membutuhkan proses yang berkesinambungan. Sehingga belajar membutuhkan kesabaran dan keseriusan.

"Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil". "Barangsiapa yang bersabar, maka ia akan beruntung".

Dalam kitab ta'limul muta'allim dijelaskan bahwa terdapat enam syarat bagi pembelajar. Pertama, Kecerdasan. Kedua, Rasa penasaran (pada ilmu). Ketiga, kesabaran. Keempat, pembiayaan. Kelima, bimbingan guru. Dan keenam terus-menerus. Keenam syarat tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Sebagai manusia pembelajar tentunya hasil belajarnya tidak hanya untuk menjadi konsumsi sendiri. Namun juga punya kewajiban untuk berbagi dengan yang lainnya. Karena hal itu merupakan pengamalan fungsi manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi. Allah berfirman :

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Adz dzariyat : 56)

" Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS.al-Baqarah : 30)

Setiap manusia berprofesi sebagai guru, baik untuk dirinya, keluarganya, dan orang lain di sekitarnya. Setiap manusia juga berprofesi sebagai da'i (pendakwah), yang bertugas menyampaikan kebenaran dan kebaikan.

Menyampaikan kebenaran dan kebaikan membutuhkan metode, dan sebaik-baiknya metode dalam menyeru pada kebenaran dan kebaikan adalah dengan hikmah. Allah berfirman :

" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. an-Nahl : 125)

Kata “hikmah” dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah.

Jika dikaitkan dengan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.

Maka sampaikanlah kebenaran dan kebaikan dengan hikmah. Beri kesempatan dan janganlah diintervensi.

*Penulis adalah pelajar di Sleman Yogyakarta. Twitter @Subliyanto


Posting Komentar

0 Komentar