"Anak-anak tetaplah anak-anak,yang harus mengerti adalah kedua orang
tuanya"
Ungkapan tersebut tentunya patut menjadi catatan bagi kita sebagai orang
tua,karena kesimpulannya kalau terjadi apa-apa terhadap anak-anak kita yang
menjadi sorotan utama dan dimintai pertanggung jawaban pertama adalah kita
sebagai orang tuanya,lebih-lebih pertanggung jawaban disisi Allah subhanhu wa
ta'ala.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tidaklah anak
manusia dilahirkan melainkan pasti lahir di atas fitrahnya,maka kemudian orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi yahudi atau nasrani atau majusi"
(HR.Bukhari-Muslim).
Anak yang Allah berikan kepada kita merupakan sebuah amanah yang harus kita
jaga. Jika kemudian anak-anak kita menyimpang,mereka menjadi yahudi,atau
nasrani ataupun majusi,dan ahli maksiat,maka kita sebagai orang tua nemiliki
andil besar sebagai penyebabnya,karena orang tua adalah pihak yang sejak awal
paling dekat dan berpengaruh langsung kepada mereka,dan lalai tidak memberikan
pendidikan yang tepat sejak usia dini.
Tugas kita sebagai orang tua adalah mendampinginya dengan memberi arahan
dan bimbingan kepadanya,sesuai dengan arahan dan bimbingan yang telah Allah dan
Rasulnya ajarkan kepada kita.
Pendidikan merupakan jalur utama yang harus kita tempuh untuk mengantarkan
anak-anak kita menjadi generasi yang shaleh dan shalehah.
Terdapat tiga elemen pendidikan yang setidaknya akan dilalui oleh anak-anak
kita,yaitu pendidikan keluarga dalam hal ini di rumah,pendidikan formal dalam
hal ini sekolah,dan pendidikan non formal dalam hal ini lingkungan masyarakat.
Pendidikan keluarga yang menjadi tokoh utamanya adalah kita sebagai orang
tua,sehingga kita harus memberikan contoh yang baik dalam semua aspek yang kita
lakukan.
Pendidikan formal dalam hal ini sekolah yang menjadi tokoh utamnya adalah
guru,selain itu terdapat tokoh-tokoh yang lain yang juga berperan aktif dalam
mendidik anak-anak kita,termasuk juga adalah teman sebaya dan tentunya kita
sebagai orang tua.
Tentunya semua tokoh tersebut harus juga berperan aktif memberikan
contoh yang baik bagi anak-anak kita agar anak-anak kita menjadi generasi yang
baik.
Selanjutnya pendidikan non formal yang cakupannya lebih luas lagi. Tokoh
yang berperan di dalamnya adalah kita sebagai orang tua,dan masyarakat di
sekitar kita.
Lantas apa yang harus kita lakukan pada elemen pendidikan yang ketiga
ini,terlebih ketika anak-anak kita pulang sekolah ?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas alangkah idealnya kalau kita bertanya
dulu kepada diri kita sendiri,ketika anak pulang sekolah apakah kita sudah
pulang dari tempat kerja dan sudah siap menemani anak-anak di rumah ?
Kalau ketika anak-anak kita pulang sekolah dan kita sudah siap di rumah
untuk menemani mereka,maka mungkin lebih mudah bagi kita untuk menjawab
pertanyaan pertama,karena kita bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak
kita,menemani mereka,dan memberi arahan dan bimbingan kepada mereka.
Namun jika ketika anak-anak kita pulang sekolah,kita masih berada di tempat
kerja,apalagi antara ayah dan ibu juga sama-sama bekerja,maka mungkin kita
perlu ektra untuk menjawab pertanyaan pertama di atas.
Setidaknya ada beberapa hal yang mungkin bisa untuk kita lakukan untuk
membimbing anak-anak kita ketika pulang sekolah.
Pertama,jika ketika anak-anak kita pulang sekolah dan kita sudah berada di
rumah,maka temanilah mereka dalam segala aktivitasnya,sehingga terhindar dari
pengaruh-pengaruh negatif di lingkungan kita.
Kedua,jika kita sebagai orang tua yang sama-sama bekerja (ayah dan
ibu),sehingga ketika anak-anak kita pulang sekolah kita tidak berada di rumah
untuk menemani mereka,maka buatlah jadwal kegiatan untuk anak-anak kita
sepulang sekolah,misalkan dengan mengikutkan kegiatan pengembangan diri di
sekolah,les privat di rumah,kegiatan TPA dan sebagainya.
Ketiga,jangan biarkan anak-anak kita sendirian di rumah ketika pulang
sekolah,apalagi rumah kita dilengkapi dengan perangkat media yang sudah serba
canggih,seperti internet,game,televisi dan lain sebagainya. Semua itu harus ada
yang mengawasinya,paling tidak kakek atau nenek bisa menemaninya di rumah.
Keempat,kuatkanlah anak-anak kita dengan pemahaman keislaman,mulai dari
aqidah,akhlak,fiqih dan sebagainya,hingga anak-anak kita betul-betul faham dan
tertanam di dalam hati mereka,sehingga dengan sendirinya mereka akan bisa
membedakan yang baik dan yang buruk,yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh.
Tentunya kita semua mengharapkan anak-anak kita menjadi anak yang shaleh
dan shalehah,karenanya mari kita bimbing,dan dampingi anak-anak kita setiap
saat,kapanpun dan dimanapun mereka berada,serta dengan siapapun mereka
berinterakasi.
Tak mudah memang untuk melakukan hal itu karena kita dibatasi kemampuan
baik secara ilmu,materi,maupun yang lainnya. Tapi percayalah Allah maha kaya
atas semua itu,karenanya kita titipkan anak-anak kita kepadaNya,dan do'akan
mereka dalam setiap waktu. Wallahu a'lam.
*Penulis adalah pendidik di Hidayatullah Sleman Yogyakarta, twitter :
@Subliyanto
0 Komentar