Fenomina batu akik tidak hanya menjadi
trend di kalangan pria dewasa. Namun juga merambat di kalangan siswa. Tak
sedikit diantara siswa yang memakai akik dan bahkan mereka mengetahui nama dari
masing-masing jenis batu mulia tersebut.
Suatu hari seorang guru mengadakan razia
di tas bawaan siswanya,razia tersebut tidak ada tujuan khusus untuk batu
akik,namun razia tersebut memang sudah rutin dilakukan sebagai bagian dari
monitoring siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung.
Terdapat hal yang mengejutkan bagi sang
guru,pasalnya ia menemukan dua cincin akik yang diameternya cukup besar. Tidak
hanya itu bahkan ditemukan juga batu akik yang masih bongkahan di tas salah
satu muridnya.
Tanpa panjang lebar komunikasi,sang guru
menyitanya sebagai antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkannya,dan meminta
orang tua murid yang bersangkutan untuk mengambilnya.
Cerita singkat di atas setidaknya
menjadi bahan referensi bagi kita baik sebagai orang tua maupun sebagai
guru,karena jika demam batu akik sudah melanda siswa maka sangat besar
kemungkinannya kegiatan pembelajaran terganggu karena siswa akan disibukkan
dengan batu akiknya,belum lagi termasuk yang menyalah gunaannya.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk
mengantisipasinya ?
Ada beberapa hal yang kiranya perlu kita
sampaikan kepada siswa kita yang juga sedang kepincut batu akik.
Pertama,kita sebagai orang tua dan guru
hendaknya memberikan pemahaman kepada siswa tentang kedudukan batu akik,baik
ditinjau dari segi hukum memakainya,maupun dari sisi yang lain yang ada
relevansi dan korelasinya.
Kedua,karena batu akik sudah menjadi
trend di kaum pria,maka sekolah perlu membuat aturan-aturan yang membatasinya
yang kemudian dituangkan ke dalam SOP agar tidak mengganggu kegiatan
pembelajaran yang seharusnya menjadi diprioritaskannya.
Ketiga,sebagai orang tua dan guru kita
juga harus mewaspadai fenomina batu akik yang sedang melanda pria,jangan sampai
kita terjebak dengan hal-hal yang kecil bentuknya tapi besar pengaruhnya,apalagi
sampai mengarah kepada kesyirikan. Hal ini juga perlu kita sampaikan kepada
anak didik kita.
Semoga dengan lebih hati-hati dapat
mengantarkan kita semua menjadi orang-orang yang selamat di dunia terlebih di
akhirat kelak.Wallahu a'lam
*Penulis adalah pendidik di Sleman
Yogyakarta,twitter @Subliyanto.
0 Komentar