Oleh : Subliyanto*
Tanggal
25 Nopember kemarin kita baru merayakan Hari Guru Nasional, dimana hampir semua
guru berkumpul di sebuah lapangan untuk mengikuti upacara dalam rangka
memperingati Hari Guru Nasional. Sejalan dengan itu ucapan hari guru juga ramai
diperbincangkan di media sosial. namun sangat ironis ketika membaca status
sebagian pengguna media sosial yang membandingkan antara guru dengan artis.
Salah
satu yang menjadi fokus perbandingannya adalah soal gaji guru. Menurutnya Guru
yang mendidik manusia untuk menjadi pribadi yang baik dan berkarakter kesejahteraan
yang mereka dapatkan tidaklah seberapa, bahkan sangat minim. Sementara artis
yang pekerjaan mereka hanya menghibur manusia agar senang, penghasilan mereka
sangat melambung tinggi dari pada guru.
Tentunya
perbandingan ini sangat tidak relevan, karena tugas guru sangatlah berbeda
dengan tugas artis. Orientasi guru juga sangat berbeda dengan orientasi artis.
Guru
mempunyai tugas mulia. Dia bertugas untuk memberi arahan dan bimbingan yang
baik kepada manusia guna menjadi manusia yang cerdas dan bermoral. Sementara artis
hanya bertugas menghibur para penggemmarnya agar mereka senang. Bahkan untuk
membuat penggemarnya senang tidak sedikit artis yang sampai melanggar norma-norma
yang seharusnya menjadi panduan hidup mereka.
Dari
segi orientasi, guru juga sangatlah berbeda dengan artis. Guru berorientasi
untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang baik. Tidak hanya baik di dunia
akan tetapi baik di akhirat kelak. Sehingga seorang guru dituntut untuk menjadi
contoh yang baik dalam setiap gerak-geriknya.
“Barang
siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang
melakukannya”
Ungkapan
inilah yang menjadi landasan para guru, sehingga orientasi mereka tidak hanya
dunia semata akan tetapi dunia akhirat. Karena disanalah kehidupan yang
sesungguhnya. Walaupun kita akui bahwa masih terdapat oknum guru yang belum
amanah dalam menjalankan tugasnya. Namun hal itu jumlahnya sangatlah sedikit.
Sementara
artis, tidak sedikit yang orientasi mereka hanya duniawi saja. Hal ini dapat
kita lihat dan kita nilai dalam keseharian mereka. Kebebasan sudah menjadi
keseharian mereka, kemegahan sudah menjadi ajang pertunjukan mereka. Sedikit
dari mereka yang dapat memberikan contoh yang baik kepada kita. Bahkan yang
mendominasi justru tampilan dan tindakan yang tidak layak kita tiru.
Padahal
kehidupan dunia hanyalah sementara, kehidupan yang kekal dan abadi adalah
kehidupan dimana kelak setiap manusia dibangkitkan dan bertemu dengan Allah Subhanahu
wa ta’ala untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya.
Akhirnya
selamat berjuang bagi para guru, semoga amalmu bermanfaat dan menjadi tabungan
kelak di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Wallahu A’lam []
*Penulis adalah Pendidik di Sleman
Yogyakarta
1 Komentar