Seiring perkembangan media informasi dan teknologi yang semakin canggih dan menjadi pelengkap
dalam kehidupan manusia, seakan segala urusan kita semakin mudah, sehingga
kemajuan media informasi dan teknologi bisa dikatakan dapat memberikan efek
positif terhadap kehidupan sosial manusia.
Namun ternyata kemajuan media informasi dan teknologi juga
memerlukan perhatian khusus, terutama oleh kalangan keluarga dan lembaga
pendidikan, karena perkembangan media informasi dan teknologi juga membawa efek
negatif dalam kehidupan manusia.
Maraknya media sosial yang terkemas dalam aplikasi instan yang
semakin mudah diakses oleh setiap manusia dapat membantu mereka dalam melakukan
interaksi sosial, terlepas dari interaksi yang “sehat” atau interaksi yang
tidak “sehat”.
Dalam hal ini fokus pembahasan penulis tentang media sosial WhatsApp,
yang mana media ini sudah mulai menjamur disejumlah kalangan, termasuk anak
usia dasar berdasarkan pendidikannya telah banyak dikenalkan, bahkan
menggunakan media ini.
Tentunya fenomina ini perlu menjadi perhatian khusus bagi kalangan
keluarga dan lembaga pendidikan, sebagai upaya penyelamatan generasi penerus
perjuangan Agama, Bangsa, dan Negara ini.
Karenanya kita sebagai orang tua dan sebagai guru di lingkungan
pendidikan harus bisa memberikan arahan dan bimbingan secara kontinyu dalam
kehidupan mereka, termasuk mengenai media informasi dan teknologi.
Ulasan ini bukan bermaksud untuk membuat anak-anak kita gaptek,
akan tetapi yang terpenting dan perlu difahami dalam hal ini adalah adanya
pendampingan dan kontrol nyata oleh kita sebagai orang tua dan sebagai guru di
lingkugan pendidikan terhadap pergaulan anak-anak kita, sehingga mereka tidak
terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Ada apa dengan WhatsApp ?
Sekilas tentang WhatsApp bahwa media ini merupakan media sosial
yang menu aplikasinya dapat diinstal di smartpone. Konten media ini adalah
layanan pesan instan yang tidak dibatasi oleh karakter kata, dan dilengkapi
dengan fitur berbagai simbol, serta dilengkapi dengan lampiran data yang bisa
melampirkan foto, vedio, dan rekaman suara, yang dapat dibagikan melalui nomor
kontak yang juga terhubung dengan aplikasi ini.
Aplikasi ini bersifat privasi sehingga tidak bisa diketahui kecuali
oleh pemilik akun itu sendiri dan lawan komunikasinya. Namun media ini juga
dapat terbaca secara umum dalam sebuah group tertentu, itupun hanya oleh
anggota group. Sehingga sangat mungkin aplikasi ini dimanfaatkan untuk
memperbincangkan hal-hal yang privasi pula.
Faktor privasi inilah yang harus kita waspadai dalam media sosial.
Jika kita lalai dalam mengontrol anak didik kita, terutama kontroling mereka
saat berinteraksi dengan media sosial, maka bisa saja anak kita menggunakan
media tersebut kepada hal-hal yang negatif. Hal ini disebabkan oleh psikis
mereka yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dimasa usia belajar.
Karenanya sebagai orang tua dan sebagai guru harus bisa mengontrol dan
bisa mendampingi anak secara berkesinambungan,untuk menyelamatkan mereka dari
hal-hal yang negatif.
Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh kita, baik sebagai
orang tua maupun sebagai guru. Tiga hal ini penulis singkat dengan KDK
(Kenalkan, Dampingi, dan Kontrol).
Pertama, kenalkan anak didik kita dengan media sosial yang sudah
umum dimanfaatkan di era sekarang. Pengenalan ini dalam rangka memperkenalkan
ilmu penegetahuan dan teknologi. Dalam pengenalan ini hendaknya juga
disampaikan manfaatnya dalam kehidupan sosial. Sehingga anak didik kita tidak ketinggalan jaman, atau gaptek.
Kedua, dampingi anak didik kita dalam mengakses media sosial.
Langkah ini dimaksudkan agar mereka tidak liar dalam berselancar di dunia maya,
sehingga jika ditemukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan, kita
sebagai orang tua ataupun guru bisa langsung menegurnya.
Ketiga, kontrol anak didik kita dalam berintekasi dengan media
sosial. Hal ini sebagai upaya untuk mengatur kedisiplinan mereka sehingga
mereka tidak terlena dan lalai terhadap tugas-tugas lain yang seharusnya
dilakukan. Selain itu untuk mengetahui perkembangan sejauh mana mereka dalam
menggunakan media sosial.
Tentunya tidak hanya WhatsApp, media sosial lainnya seperti
facebook, twitter, dan semacamnya masing-masing mempunyai layanan privasi
tersendiri, sehingga kita harus menggunakannya dengan “sehat”.
Semoga pengguna media-media sosial ini dapat memafaatkannya dengan
baik sehingga dapat membuahkan manfaat yang baik pula. Wallahu A’lam []
*Artikel ini bisa dibaca juga di sdithidayatullah.net dan majalahfahma.com
*Artikel ini bisa dibaca juga di sdithidayatullah.net dan majalahfahma.com
0 Komentar