Telusuri

Program Turun Ke Desa Dan Pondok Pendidikan Kedesaan

Ada beberapa program “ turun ke desa” yang patut dibeberkan, dimengerti, dan selanjutnya diupayakan pendayagunaannya secara optimal bagi pendidikan masyarakat desa. Diantaranya seperti KKN dan KKM. Pondok pendidikan kedesaan juga mempunyai daya tarik tersendiri untuk dipahami, ditelusuri dan dicarikan kemungkinan pengembangannya secara lebih luas.
Program Turun ke Desa
Program sekolah ke desa, sedikit banyak bisa disejajarkan dengan program turun ke desa yang sementara ini dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, seperti :
a. KKN (Kuliah Kerja Nyata)
KKN (yang nama asalnya ”Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat”) dirintis pada tahun 1971 oleh tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Universitas Hasanudin Ujung Pandang, dan Universitas Andalas padang yang kala itu di ikuti oleh 40 mahasiswa.
Berikutnya, tepatnya pada tahun 1973 / 1974, KKN mulai dilaksanakan dan diikuti oleh 13 Perguruan Tinggi Negeri. Dalam tahun 1974 / 1975 diperluas lagi dan diikuti oleh 29 Perguruan Tinggi Negeri. Kemudian mulai tahun 1976 / 1977 semua perguruan tinggi negeri dan beberapa swasta ikut melaksanakan program KKN. Semenjak tahun 1976 / 1977, hingga sekarang ini, semua perguruan tinggi negeri khususnya sebanyak 40 buah, ditambah dengan beberapa perguruan tinggi swasta, setiap tahunnya menyelenggarakan program KKN. Dalam tahun 1977, ada 1000-an mahasiswa yang ”turun ke desa” di dalam rangka program KKn, dan di tahun 1980 / 1981 mencapai 8000-an mahasiswa yang ikut berKKN.

Untuk jelasnya, berikut ini dipaparkan hal-hal pokk yang dipetik dari pedoman pelaksanaan KKN yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen P dan K (1980). Beberapa hal pokok dimaksud :
• Tujuan KKN adalah :
o Supaya perguruan tinggi menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati permasalahan yang sangat komploks yang dihadapi oleh masyarakat dalam pembangunan dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan interdidipliner.
o Untuk lebih mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat..
o Membantu pemerintah dalam mempercepat gerak pembangunan dan mempersiapkan kader-kader pembangunan di pedesaan.
• Sasaran KKN, bagi mahasiswa adalah :
 Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang :
o Cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner
o Kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan umumnya dan daerah pedesaan khususnya.
o Kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam pembangunan, dan
o Konteks keseluruhan dari masalah pembangunan dan pengembangan daerah pedesaan.
o Mendewasakan lam fikiran mahasiswa untuk melaksanakan setiap penelahan dan pemecahan masalah yang ada di dalam masyarakat secara pragmatis ilmiyah.
o Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program-program pengembangan dan pembangunan desa.
 Membina mahasiswa untuk menjadi seorang ”motivator” dan ”problem solver”
 Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader pembangunan.
 Sedangkan bagi perguruan tinggi :
o Perguruan tinggi akan lebih mantab dalam pengisian ilmu atau pendidikan kepada mahasiswa.
o Tenaga pengajar memperoleh berbagai kasus yang berharga, yang dapat digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan.
o Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi sebagai pusat ilmu dan teknologi dengan instansi-instansi lainnya dalam pelaksanaannya pembangunan.
o Ilmu yang ada di perguruan tinggi akan lebih terasa kefaedahannya dengan pengarahan terhadap berbagai masalah pembangunan.
 Sedangkan sasaran untuk mayarakat :
o Memperoleh bantuan tenaga dan fikiran untuk merencanakan serta melaksanakan proyek pembanguan.
o Cara berfikir, bersikap dan bertindak akan lebih tertingkatkan dan sesuai dengan program pembangunan.
o Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan oleh masyarakat.
o Terbentuknya kader-kader pembangunan di dalam masyarakat, sehingga terjamin terbentuknya penerus-penerus pembangunan.
• Pendekatan yang ditempuh
Untuk mencapai sasaran dan tujuan KKN, pendekatan yang ditempuh adalah sebagai berikut :
o Mahasiswa tidak hanya belajar dimasyarakat untuk meningkatkan keterampilan atau menambah ilmu pengetahuannya, tetapi secara nyata turut membantu daerah yang dikunjunginya.
o Masyarakat bukan dijadikan obyek studi tetapi sebagai patner dalam pembangunan
o Penentuan permasalahan dan lokasi kegiatan ditentukan bersama oleh perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
o Dalam penangulangan permasalahan di desa-desa para mahasiswa bekerja sama dengan mahasiswa dibidang ilmu lainnya.
• Kedudukan KKN :
Mengingat tujuan KKN ini sangat erat hubungannya dengan pengembangan dan peningkatan kemampuan masyarakat, pembinaan pribadi mahasiswa secara utuh, serta pengembangan kurikulum perguruan tinggi yang sesuai dengan tuntutan pembangunan maka program KKN menjadi bagian dari kerangka kurikulum perguruan tinggi dan merupakan persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa.
• Pembiayaan KKN :
Pembiayaan program KKN pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang mempunyai program-program pembangunan.
Sumber sumber pembiayaan diperoleh dari pusat (Anggaran Belanja KKN), dari Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Serta sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat.
• Penyiapan dan penempatan mahasiswa :
Setiap mahasiswa yang hendak melaksanakan tugas KKN, harus terlebih dahuli dibekali pengetahuan-pengetahuan , keterampilan-keterampilan hingga latihan yang bertujuan :
o Mahasiswa menghayati maksud dan tujuan program KKN.
o Mahasiswa memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan
o Mahasiswa dapat berfikir dan bekerja berkelompok secara interdisipliner dan lintas sektoral.
• Macam kegiatan dalam pelaksanaan
Banyaknya kegiatan yang akan dilaksanakan ditempat KKN, tidak dimaksudkan semuanya harus dilaksanakan oleh mahasiswa sendiri, namun disini fungsi mahasiswa merupakan sebagai penggerak, kreator, serta problem solver.
• Lama waktu kegiatan
Tugas setiap angkatan dalam melaksanakan program KKN antara 3 sampai 6 bulan efektif. Adapun waktu untuk latihan penyiapan, observasi, dan penyusunan program diluar waktu tersebut.
• Pembinaan Mahasiswa
Dilakukan secara berkesinambungan oleh pembimbing KKN.
b. KKM (Kemah Kerja Mahasiswa)
Sebagai mana halnya dengan KKN, program KKM juga merupakan wujud aktifitas ”turun ke desa” yang dilakukan oleh mahasiswa. Untuk lebih jelasnya, terkait dengan konsep KKM yang telah dicetuskan oleh Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen P dan K (1977 / 1978) :
• Maksud dan tujuan KKM :
Tujuan KKM, untuk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusinya dengan berdaya guna dan tepat guna sesuai dengan Tri dharma Perguruan Tinggi. Adapun maksudnya :
o Menumbuhkan minat untuk berbakti dan menolong masyarakat yang membutuhkan bantuan
o Belajar bekerja sama dan berkarya bersama masyarakat
o Memperkenalkan mahasiswa dengan permasalahan-permasalahan kehidupan masyarakat.
o Mempraktekan spesialisasi (profesi), dengan mengamalkan teori-teori dengan praktek-praktek, serta melaksanakan usaha-usaha yang didasarkan atas pendekatan antar disiplin (interdiciplinary approach)
• Bentuk KKM :
o Perkemahan
o Integrasi dengan masyarakat ( tinggal dirumah penduduk setempat)
• Macam kegiatan KKM :
o Proyek kebhaktian masyarakat
o Proyek penerangan, dengan ceramah-ceramah, pertunjukan-pertunjukan dll.
• Tingkat penyelenggaraannya :
o Tingkat Nasional (Direktorat kemahasiswaan)
o Tingkat Regional (satu atau lebih universitas)
o Tingkat Daerah (Universitas)
• Waktu kegiatan KKM :
Waktu penyelenggaraan kegiatan disesuaikan dengan :
o Sikon setempat
o Macam kegiatan yang dilakukan
o Sikon perguruan tinggi yang bersangkutan
• Tempat KKM :
Tempat diselenggarakannya KKM dapat dipilih dengan memperhatikan :
o Situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat
o Jenis jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
o Kemungkinan dijadikan proyek percontohan.
• Acara KKM :
Acara KKM, disusun sedemikian rupa, sehingga :
o Penggunaan waktu efisien
o Cukup memberikan waktu istirahat bagi mahasiswa
o Cukup baik menarik dan menggembirakan.
o Menimbulkan rasa kebanggaan atas kebaktiannya, menumbuhkan kecintaan kepada masyarakat.
o Menimbulkan rasa simpati masyarakat terhadap mahasiswa dan peruruan tinggi, dan
o Membina masyarakat sehingga merasa ikut memiliki, ikut melindungi, dan ikut bertanggung jawab atas kelangsungan proyek-proyek.
• Peserta KKM :
o Mahasiswa (pria maupun wanita)
• Panitia KKM :
o Mahasiswa yang senior dengan dibina oleh Dosen Pembimbing
• Biaya KKM :
o Simpatisan
o Donatur
o Pemerintah
o Dana pribadi (mahasiswa)

2. Pondok Pendidikan Kedesaan
Pondok pesantren yang dikenal sebagai perguruan keislaman berasrama dibawah asuhan kyai, umumnya terdapat didaerah pedesaan, dan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Pondok pesantren lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan agama islam Indonesia, dalam hubungan ini, pondok pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, penyebaran, dan pembangunan masyarakat islam.
Perguruan berasrama model pondok pesantren tersebut, hingga sampai saat ini berjumlah puluhan ribu dengan jumlah santri yang relatif besar pula, tersebar dari sabang hingga merauke dan terbesar berada di pulau Jawa, khususnya di daerah pedesaan. Dalam perkembangannya, pesantren memiliki lima variasi pola :
1. Pola Pertama :
• Masjid
• Rumah Kyai
Pesantren ini masih bersifat sangat sederhana, dimana kyai mempergunakan masjid atau rumahnya sendiri untuk tempat mengajar. Dalam pola ini santri hanya datang dari daerah sekitar pesantren itu sendiri, namunmereka telah mempelajari ilmu agama secara kontinyu dan sistematis.
2. Pola Kedua :
• Masjid
• Rumah Kyai
• Pondok
Dalam pola ini pesantren telah memiliki pondok atau asrama yang disediakan bagi para santri yang datang daerah lain.
3. Pola Ketiga :
• Masjid
• Rumah Kyai
• Pondok
• Madrasah
Pesantren ini telah memakai sistem klasikal, dimana santri yang mondok mendapat pendidikan di madrasah. Adakalanya murid madrasah ini datang dari daerah pesantren itu sendiri. Disamping ada madrasah, ada pula pengajaran sistem weton yang dilakukan oleh Kyai. Pengajar madrasah biasanya hanya disebut guru atau ustadz.
4. Pola Keempat :
• Masjid
• Rumah Kyai
• Pondok
• Madrasah
• Tempat Keterampilan
Disamping ada madrasah, terdapat pula tempat untuklatihan keterampilan, misalnya : Peternakan. Kerajinan Rakyat, dll.
5. Pola Kelima :
• Masjid
• Rumah Kyai
• Pondok
• Madrasah
• Tempat Keterampilan
• Universitas
• Gedung Pertemuan
• Tempat Olahraga
• Sekolah umum
Dalam pola ini pesantren disebut ” Pesantren Modern” yang mempunyai sarana prasarana yang memadai (Lengkap)
• kehidupan sehari-hari dipesantren
Kehidupan dipesantren sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kehidupan dirumah, hanya saja sistem pesantren tertata lebih terperinci karena jumlah masyarakat yang tinggal didalamnya lebih banyak. Santri (panggilan untuk pelajar) dididik dan diatur dari bangun tidur hingga tidur lagi.
• Fasilitas pesantren
Terkait dengan fasilitas, pesantren beraneka ragam ada yang sudah luar biasa dalam artian terpenuhinya sarana prasarana yang layak dan memadai serta ada pula yang amat sangat sederhana.
Biasanya pesantren modern lebih unggul dalam fasilitas dibandingkan dengan pesantren klasik Namun kalah dalam segi keilmuaan.
• Santri dan alumni
Setiap pesantren pasti memiliki santri, banyak sedikitnya santri biasanya dipengaruhi kualitas output pendidikan pesantren yang ditawarkan. Dan itu semua bisa dilihat oleh kualitas alumninya.
• Pendidikan non formal
Pendidikan non formal yang dilakukan oleh pesantren meliputi pendidikan yang sebagian tercakup dalam pendidikan ekstrakurikuler, dalam latihan atau kursus dan penyuluhan.
Sasaran pendidikan non formal adalah para santri yang menempuh pendidikan formal, orang-orang dewasa yang datang untuk mengikuti latihan di pesantren dan orang-orang dewasa yang menjadi obyek dakwah.”
Pesantren merupakan manifestasi dari penggalian nilai agama yang seimbang antara tuntutan duniawiyan dengan ukhrowiyah. Namun dalam kehidupan kesehariannya lebih kental aspek ukhrawinya .

Posting Komentar

0 Komentar