Telusuri

Pentingnya Perpustakaan dalam Rumah



Oleh : Subliyanto*

Libur idul Fitri 1440 H sudah usai, saatnya generasi pelajar kembali belajar di sekolah masing-masing. Dalam piramida pendidikan, sekolah merupakan tempat kedua bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Dan rumahlah tempat pendidikan pertama, serta ketiga adalah lingkungan di sekitarnya. Kualitas dari ketiganya tidak bisa dipisahkan guna melahirkan generasi yang berkualitas. Dari ketiganya, yang tak kalah pentingnya adalah rumah.

Rumah merupakan pusat pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan manusia. Setiap rumah dan isinya akan menjadi layar utama kaitannya dengan pendidikan anak. Karenanya, nuansa isi rumah harus mendidik dan mencerminkan pendidikan khusunya kepada anak generasi bangsa.

Dan jika rumah merupakan pendidikan pertama dan utama, maka orang tua adalah guru besar di dalamnya. Sehingga gerak-geriknya menjadi potret dan cerminan bagi anak-anaknya, yang disadari atau tidak akan dicontoh oleh mereka. Tidak hanya terbatas pada sikap dan perilaku orang tua, namun nuansa ornamen rumah juga penting untuk mendukung pandangan masa depan anak menuju masa depannya. 

Apabila isi hiasan rumah hanyalah ornamen material semata, maka secara tidak langsung orang tua telah mengajarkan pandangan anak-anaknya pada pola hidonisme-materialisme semata. Dari itu, yang utama adalah menghiasi rumah dan isinya dengan ilmu dan nuansa keilmuan. Dan salah satunya adalah dengan menghiasinya dengan perpustakaan pribadi di rumah.

Dalam buku "Prophetic Parenting", peran perpustakaan pribadi diingatkan oleh ay-Syahid dalam risalahnya "Anja'ul Wasa'il fi Tarbiyati an-Nas'i Tarbiyatun Islamiyyatan Kha'ishah", beliau katakan :

"Juga saya sebutkan tentang pentingnya rumah memiliki perpustakaan walau kecil sekalipun. Buku-buku koleksinya harus dipilih berupa buku sejarah Islam, biografi ulama' salaf, kitab-kitab akhlak, hikmah, ekspedisi Islam, peperangan, dan lain sebagainya. Kalau kotak obat-obatan dan P3K di rumah penting untuk mengobati badan, maka perpustakaan Islam penting untuk memperbaiki pola pikir..."

Senada dengan hal itu, al-Jahizh juga berkata : "Ketika seseorang menjadi ilmuan, warisannya berupa buku-buku langka dan ilmu lengkap, maka anak akan memandang menuntut ilmu adalah bagian dari hidupnya, dan aktivitas belajar mengajar akan lebih cepat memainkan perannya. Dia akan memandang bahwa tidak belajar adalah suatu kesalahan...".

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki perpustakaan pribadi di rumah untuk membangun cakrawala ilmu pada anak agar anak senantiasa lebih cinta pada ilmu daripada sesuatu yang bersifat hidonisme-materialisme. Untuk itu, sangatlah penting keberadaan perpustakaan pribadi di rumah untuk menumbuhkan ghirah belajar pada penghuninya.

Mata adalah sensor untuk menumbuhkan rasa dan menggerakkan raga. Dan objek pandangan mata merupakan umpannya. Maka dalam mendidik anak, jika kita sebagai orang tua memberikan umpan kebaikan pada anak-anak kita Insya Allah kebaikan pula yang akan anak-anak kita lakukan. Demikian juga sebaliknya.

Maka memberi umpan dengan ilmu berupa perpustakaan di rumah adalah bagian dari tradisi membangun budaya literasi. Sehingga dengannya para penghuninya rumah termasuk anak akan penasaran dengan isi buku yang kita siapkan dan akan mempelajari dan mengkajinya. Tentu pendampingan dari orang tua juga sebagai pelengkap guna memberikan penjelasan pada anak jika ditemukan hal yang tidak dimengerti.

Semoga dengan catatan ini dapat menjadi renungan bagi kita para orang tua. Wallahu a'lam []

*Penulis adalah penggiat literasi asal Kadur Pamekasan

https://limadetik.com/artikel-pentingnya-perpustakaan-dalam-rumah/

Posting Komentar

0 Komentar