Diantara kewajiban seorang ibu adalah memberikan air susu pada anak (bayi). Ia membutuhkan sentuhan di dadanya agar bayi menemukan kebahagiaan, ketentraman, dan gizi yang cukup dari air susu ibunya yang disertai kasih sayang.
Allah menyiapkan laboratorium penghasil susu berupa payudara di dada sang ibu untuk aktivitas yang telah disyariatkan berupa kegiatan menyusui. Dan aktivitas tersebut pun ditunjukkan oleh Allah dalam firman-Nya :
"Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". (QS. al-Baqarah : 233)
Ibnu Sina menekankan pentingnya minum air susu ibu (ASI). Beliau berkata : "Harus minum air susu ibu sebanyak mungkin. Sebab, dalam mengulum puting susu ibu terdapat manfaat yang sangat besar sekali dalam mencegah apa yang membawa mudharat baginya".
Senada dengan hal tersebut juga disampaikan oleh dokter al-Baladi, sebagaimana dijelaskan dalam kitab "Tadbirul Hubala' Wal Athfal Wash Syibyan", karya Ahmad bin Muhammad bin Yahya al-Baladi. Beliau mengatakan : "Air susu Ibu (ASI) lebih cocok untuk semua bayi dibandingkan dengan susu yang lain, selama sang ibu tidak sakit atau ada penyebab lain yang dapat merusak kualitas air susunya.
Beliaupun menambahkan bahwa, dalam air susu ibu (ASI) terdapat keselamatan, manfaat, dan menjaga kesehatan bagi ibu dan anak.
Aktivitas menyusui apabila disertai dengan niat yang baik dan mengharapkan ridha Allah semata, maka tentu akan memberikan hasil yang optimal baik kepada bayinya ataupun ibunya. Karenanya dikisahkan dalam "Nasihatul Muluk" karya al-Mawardi halaman 166 bahwa, Amar bin Abdillah berkata kepada istrinya yang sedang menyusui bayinya :
"Janganlah engkau menyusui bayimu seperti hewan menyusui anaknya. Hewanpun menyusui anaknya dengan kasih sayang. Akan tetapi susuilah bayimu dengan niat mengharap ridha Allah, dan agar dengan air susumu ini hiduplah seorang makhluk yang mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya". []
*Ditulis oleh Subliyanto dengan rujukan buku Prophetic Parenting
0 Komentar