Telusuri

16 Cara Mengejar Ketertinggalan Menuju Keberhasilan

1.Dua prinsip kunci: koneksi pikiran-tubuh dan koneksi pikiran-otak
Prinsip pertama yang harus ditekankan adalah bahwa belajar bukan hanya merupakan proses akademik. Professor Palmer membuktikan bahwa kegiatan fisik rutin di TK dapat meningkatkan secara drastic kemampuan akademik anak berumur lima tahun karena aktivitas tersebut benar-benar mengembangkan otak. Prinsip kedua, otak dan pikiran tidaklah sama. Otak itu bersifat biologis dan neurologis, ia punya neuron, sel glial, dendrite, dan selaput myelin yang sama-sama menyediakan mekanisme biologis. Dalam konteks buku ini, pikiran adalah isi otak. Ada lima factor utama yang mempengaruhi kemampuan belajar yaitu: waktu, budaya konteks, dukungan dan kebebasan memilih.

2.Kinesiologi khusus
Kinesiology adalah ilmu tentang gerakan. Kinesiology menjadi terkenal di beberapa Negara karena membantu meningkatkan prestasi puncak olahragawan. Teknik ini kini digunakan ujtuk membantu dunia pendidikan, dan bukan hanya untuk orang-orang yang mengalami kesulitan belajar. Kathleen Carroll, ahli kinesiology dari Washington DC mengatakan “kinesiology meningkatkan kemampuan akademik semua orang”.

3.Model Doman-Palmer-Niklasson-Hartigan
Variasi dari program kegiatan fisik yang dikembangkan oleh Glenn Damon, Lyelle Palmer, Irene dan Mats Niklasson, serta Jerome dan Sophie Hartigan saat ini berhasil digunakan diberbagai dunia. Hartigan menyarankan agar anak-anak dibawah umur tiga tahun diberi berbagai permainan dan tarian menyenangkan yang diiringi musik. Setelah anak berumur tiga tahun diberikan program yang lebih terstruktur.

4.Model bola/tongkat/burung
Dalam metode ini, bola mewakili seluruh huruf yang memiliki lingkaran, tongkat melambangkan semua huruf yang berupa garis, dan burung melambangkan semua huruf yang bersayap. Metode ini menunjukan kepada selurus siswa yang mengalami keterbelakangan dalam belajar, bahwa seluruh huruf terdiri dari tiga bentuk sederhana itu saja. Dengan kode tersebut dan cerita-cerita pendek, para siswa yang paling terbelakang sekalipun mampu belajar dan erkembang dengan cepat.

5.Mengejar Ketertinggalan Mengeja
Mengeja merupakan salah satu korban debat sia-sia antara pendekatan ponics (tulisan sama atau hamper sama dengan ucapan) dan nonponics (tulisan berbeda dengan ucapan). Pendekatan ponics membantu anak mempelajari kata-kata dan suku kata dengan vocal pendek seperti: get, set, bet;sit, hit, fit. Dan permainan sederhana dan daftar di papan tulis dapat membantu anak-anak mengenali kata dan pola suku kata yang sangat lazim seperti: fate, mate, dan plate; light, might,bridge, ridge, sledge, dan dredge. Pengejaan nonfonetik juga merupakan ketrampilan visual, dan bukan kemampuan mendengarkan. Kebanyakan anak-anak merasa sulit mempelajari kata-kata nonfonetik hanya dari contoh-contoh yang diucapkan.

6.Menulis dipunggung untuk mengatasi problem “penulisan cermin”.
Bagi anak-anak usia sekolah yang memiliki problem membedakan huruf-huruf seperti b, d dan b, serta p dan q. Peter Young dan Colin Tyre, dua pendidik dari inggris mengatakan bahwa selama bertahun-tahun metode ini belum pernah mengalami kegagalan. Meraba huruf yang dibuat diatas kertas amplas model Montessori juga membantu anak-anak membedakan huruf serupa, tetapi berlainan. Sekarang banyak huruf yang tersedia dari plastic.

7.Program Finger-ponics
Program ini menggunakan pendekatan yang sangat sederhana tentang pengajaran membaca fonetik dengan menghubungkan setiap suara dalam bahasa inggris dengan tindakan dan gerakan jari tertentu. Dan ternyata berhasil. Anak-anak kinestetis yang jauh tertinggal dalam kemampuan membaca pada awal-awal sekolah, kini mengalami perkembangan pesat. Ini sekali lagi membuktikan kekuatan”MEMORI OTOT” perlunya melayani berbagai gaya belajar. Sebelum program ini diperkenalkan 40% siswa yang berumur 6 tahu tidak dapat membaca.

8.TRAP: Program membaca dibantu kaset
Metode ini disebut TARP (tspe-assisted reading program) setiap anak didorong untuk melajar membaca dengan suaranya sendiri berbagai serita menurut minat masing. Dan ketika anak membaca buku, baik di sekolah maupun di rumah, dia dapat mendengarkan cerita yang sama pada kaset, melalui headphone Walkman. Program ini sangat terdukung oleh materi-materi School Journal, dengan pemburuan secara teratur catalog yang berisi isi, tema, dan tingkatan umur. Para siswa dapat memilih kaset rekaman cerita terpilih yanh telah dihasilkan oleh sekolah, atau meminta seorang guru atau orang t ua untuk merekam sebuah cerita atau artikel mengenai bidang minat tertentu.

9.Mengajari teman sebayanya
Dalam metode ini seorang siswa SD bertindak sebagai guru kecil untuk seorang temannya. Biasanya guru kecil ini duduk di kelas yang sedikit tinggi sehingga tutor sebayanya dapat mengambil keuntungan. Si tutor tentu bukan pembaca terbaik di kelas, walaupun ia pada akhirnya mampu mencapai itu. Sebenarnya program ini adalah bentuk satu lawan satu tanpa mengambil jatah waktu guru dewasa.

10.Metode “lihat-dengar”
Sebuah inovasi lain dari Selandia Baru berhasil mengubah secara drastic dalam pengajaran membaca untuk seluruh kelas. Guru Forbes Robinson telah menunjukan keunggulanya selama bertahun-tahun dan membuktikanya di Amerika, Inggris, dan Kanada. Dia menyebutkan metode lihat-dengar Robinson adalah penganut teori Doman yang menganjurkan anak-anak dapat belajar membaca dengan jika telah disodori dengan huruf-huruf besar. Jadi dalam penataan kelasnya, metode ini menggunakan proyektor sebagai alat yang digunakan dalam proses pembelajaran.

11.Program “ Reading Recovery” Selandia Baru
Program ini membantu anak-anak yang kesulitan membaca. Pada usia enam tahun anak-anak yang mengalami kesulitan membaca diidentifikasi dalam program ini dan dibantu oleh guru yang dilatih khusus dalam bidang reading recovery. Rata-rata anak-anak dapat mengejar ketrtinggalannya dalam tempo waktu enam minggu.

12.Kosa kata kunci pribadi
Cerita tentang asal usul kata-kata kunci itu dikisahkan dalam bahasa Inggris-Maori. Sebenarnya program ini tidak trpikirkan oleh departemen pendidikan selandia ketika mereka menyarankan perlunya menggali pengalaman anak-anak dalam mengajar membaca. Tetapi itu ternyata berhasil. Ketertarikan dan keterbukaan menciptakan antusiasme membaca. Dia menyadari bahwa anak-anak lebih tertarik pada cerita mereka sendiri. Jadi dia hanya membantu mereka menuliskannya. Dia mengiringi cerita-cerita mereka dengan musik. Dan dia membuat presentasi bergambar tentang mimpi-mimpi dan pengalaman mereka.

13.Sekolah Matematika Dasar.
Kemampuan Selandia Baru dalam pemulihan kemampuan membaca telah dibarengi pula dengan beberapa pendekatan inovatif dalam pengajaran matematika dasar. Program Beginning School Mathematics, misalnya menggunakan berbagai macam teka-teki dan permainan yang kaya warna. Selama 2 tahun pertama anak-anak menggunakan metode ini dan berbagai bahasa manipulatif yang lain untuk mempelajari hubungan-hubungan dasar matematika.

14.Program mengejar ketertinggalan belajarar dengan computer
Berbagai sekolah menengah lain telah berhasil menggunakan program internasional technic lego. Yang lain beberapa program computer matematika yang kini tersedia. Diantara yang terbaik adalah program yang dirancang oleh computer curriculum corporation, berdasarkan riset di Universitas Stanford, California-tidak hanya tentang matematika, tetapi juga berbagai mata pelajaran lain.

15.Program Matematika SEED
Program mengejar ketertinggalan yang terbaik di bidang matematika nonkomputer adalah SEED (special elementary education for the disadvantaged). Para guru yang menggunakan program SEED berhasil mengajarkan matematika lanjut sekolah menengah kepada anak-anak Afrika-Amerika yang berusia sepuluh tahun yang sebelumnya mengalami ketertinggalan selama dua tahun.

16.Tiga program “medis-educatif” lain
Program pertama dikembangkan oleh Doman dan Tim dari Philadelphia di The Insitute For The Achievemen Of Human Potensial. Tim Doman berhasil mengajar anak buta untuk melihat, anak tuli untuk mendengar dan anak anak cacat untuk bergerak pada tingkat normal, dengan secara fisik “memola kembali bagian-bagian lain dari otak yang rusak. Program kedua disebut metode tomatis. Metode tersebut menggunakan suara yang tersaring atau tidak tersaring untuk mendidik kembali kemampuan mendengar dan memproses suara, keduanya di telinga dalam dan seluruh tubuh. Program ketiga, yaitu mencakup berbagai alternative alami. Metode ini menggunakan berbagai jenis kegiatan dari perubahan kebiasaan makan sampai program pendidikan fisik, dari kursus bela diri sampai menggunakan musik yang mententeramkan, dari penyaluran energi dan seni kreatif hingga pelatihan computer.

Posting Komentar

0 Komentar