Telusuri

Urgensi Ilmu Pengetahuan

Seseorang tidak dapat memahami Islam tanpa memiliki ilmu pengetahuan, kerana Islam tidak diperolehi kerena faktor keturunan, tetapi Islam diperoleh kerana ilmu pengetahuan. Kalau orang yang bersangkutan tidak mengetahui apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, bagaimana ia bisa menyatakan keimanannya kepada ajaran tersebut dan mempraktikkannya? Dan apabila ia menyatakan keimanannya tanpa kesedaran dan tanpa pengertian mengenai ajaran tersebut, bagaimana ia dapat menjadi seorang Muslim? Adalah tidak mungkin untuk menjadi seorang Muslim dan hidup sebagai seorang Muslim tanpa mengetahui apa-apa. Seseorang yang dilahirkan di tengah-tengah keluarga Muslim, mempunyai nama seperti seorang Muslim, berpakaian seperti seorang Muslim, dan menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, sebenarnya dia belum sempurna keislamannya. Kerena, seorang Muslim yang sebenarnya hanyalah seorang yang tahu, apa makna Islam yang sebenarnya dan menyatakan keimanannya kepada Islam dengan penuh kesadaran.

Oleh karena itu Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Alaq ayat 1-5 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”

Allah juga berfirman dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 1-14 “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak”

Kedua surat tersebut menjelaskan secara jelas urgensi dari ilmu pengetahuan sebagai modal awal bagi manusia yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui hakikat hidup dan kehidupan serta hakikat dirinya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah dimuka bumi ini.

Perbedaan yang sebenarnya antara orang kafir dengan orang Muslim bukanlah perbedaan dalam nama dan performance. Nama Joni tidaklah bererti bahawa pemiliknya adalah seorang kafir dan nama Abdullah pemiliknya adalah seorang Muslim. Demikian pula orang yang memakai celana jeans tidak bererti dia seorang kafir, dan yang memakai sarung seorang Muslim. Perbedaan yang sebenarnya antara seorang kafir dan seorang muslim adalah dalam hal ilmu pengetahuan yang diimplementasikan dengan ketakwaan. Seseorang adalah kafir kerana ia tidak tahu bagaimana hubungan dirinya dengan Tuhan dan hubungan Tuhan dengan dirinya, dan tidak tahu cara hidup yang mana yang harus dijalaninya di dunia ini, yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Bahaya terbesar bagi seorang Muslim adalah ketidaktahuannya sendiri akan ajaran Islam, dan ketidaktahuannya akan apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Kerana tidak mempunyai ilmu pengetahuan, ia pasti akan meraba-raba sepanjang jalan, dan akan disesatkan oleh dajjal. Tetapi bila ia mempunyai obor pengetahuan, maka ia akan mampu melihat jalan Islam yang lurus pada setiap langkah dalam hidupnya, melihat dan menghindari jalan-jalan kufr, syirik, bid'ah dan tidak bermoral yang menghalangi jalannya, dan bila seorang penyesat ditemuiya di tengah jalan, maka setelah bertukar kata sejenak dengannya, ia pasti akan segera sedar, bahawa orang yang ditemuinya itu adalah seorang yang jahat dan tidak boleh diikuti.

Setiap orang yang mengaku dirinya muslim hendaknya bisa menyediakan waktu minimal satu jam dari dua puluh empat jam yang dimiliki dalam sehari-semalam untuk mempelajari ilmu pengetahuan tentang agama. Itulah waktu paling sedikit yang harus disediakan oleh setiap orang Muslim, baik pemuda, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia, untuk mempelajari pengetahuan yang memungkinkannya untuk memahami kepentingan ajaran al-Qur'an dan tujuan diwahyukannya al-Qur'an tersebut.

Setiap orang Muslim harus mengerti sebenar-benarnya risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw ke dunia ini. la harus mengerti sebenar-benarnya aturan hidup mana yang harus ditegakkan di dunia ini, dan aturan hidup mana yan harus dimusnahkan dan diganti. Ia juga-harus mengenal dengan baik cara hidup khusus yang telah ditetapkan Allah bagi orang-orang Muslim. Tidak banyak waktu yang dituntut untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk itu. Dan bila iman lebih berharga bagi kita daripada segalanya, maka tidak akan sulit bagi kita untuk menyediakan waktu satu jam setiap hari untuk mempelajari pengetahuan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar