Telusuri

Kemampuan Interpersonal

Kemampuan interpersonal menurut Spitzberg & Cupach (dalam Muhamad) Lukman 2000:10) adalah “kemampuan seorang individu untuk melakukan komunkasi yang efektif”. Kemampuan ini ditandai oleh adanya karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam menciptakan dan membina hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan.

Sedangkan kemampuan interpersonal menurut Buhrmester, dkk (1988 ; 991) adalah : “ kecakapan yang dimiliki seorang untuk memahami berbagai situasi sosial dimanapun berada serta bagaimana tersebut menampilkan tingkah laku yang sesuai dengan harapan orang lain yang merupakan interaksi dari individu dengan individu lain. Kekurang mampuan dalam hal membina hubungan interpersonal berakibat terganggunya kehidupan sosial seseorang. Seperti malu, menarik diri, berpisah atau putus hubungan dengan seseorang yang pada akhirnya menyebabkan kesepian.

Berdasarkan definisi diatas, maka penulis berpendapat bahwa kemampuan interpersonal adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang dimana ia mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain dan mengerti apa yang diinginkan orang lain dari dirinya, entah itu dari sikap, tingkah laku atau perasaannya.

Kemudian Buhmester, dkk (1988 : 933) menemukan 5 aspek kemampuan interpersonal, yaitu:
a. Kemampuan berinisiatif. Inisiatif merupakan usaha pencarian pengalaman baru yang lebih banyak dan luas tentang dunia luar dan tentang dirinya sendiri dengan tujuan untuk mencocokan sesuatu atau informasi yang telah diketahui agar dapat lebih memahami.
Jalaludin Rahmat (1998 : 125) mengemukakan bahwa “hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap yaitu, tahap pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan. Kemampuan berinisiatif yang pertama inilah yang dimaksud dengan tahap perkenalan dalam hubungan interpersonal.
b. Kemampuan bersikap terbuka (self disclosure), Adalah kemampuan seseorang untuk mengungkap informasi yang bersifat pribadi mengenai dirinya dan memberikan perhatian kepada orang lain. Dengan adanya keterbukaan, kebutuhan dua orang terpenuhi yaitu dari pihak pertama kebutuhan untuk bercerita dan berbagi rasa terpenuhi, sedang bagi pihak kedua dapat muncul perasaan istimewa karena dipercaya untuk mendengarkan cerita yang bersifat pribadi. Disini seorang remaja dapat mengungkapkan perasaannya sekaligus dapat mendengarkan dengan baik segala keluhan dari sahabatnya. Dan adanya self disclosure ini terkadang seseorang menurunkan pertahanan dirinya dan membiarkan orang lain mengetahui dirinya secara lebih mendalam.
c. Kemampuan bersikap asertif. Dalam komunikasi interpersonal orang sering kali mendapat kejanggalan yang tidak sesuai dengan alam pikirannya, sehingga disaat seperti itu diperlukan sikap asertif dalam diri orang tersebut. Menurut Pearlman dan Cozby (dalam Fuad Nashori, 2000 : 30) mengartikan “asertif sebagai kemampuan dan kesedian individu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan secara jelas dan dapat mempertahankan hak-hak dengan tegas. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya secara jelas, meminta orang lain untuk melakukan sesuatu dan menolak melakukan hal yang tidak diinginkan tanpa melukai perasaan orang lain, jadi seseorang itu memahami tindakan dan ucapannya sendiri. Dengan demikian sifat asertif, individu tidak akan diperlukan secara tidak pantas oleh lingkungan sosialnya dan dianggap sebagai individu yang memiliki harga diri.
d. Kemampuan memberikan dukungan emosional. Menurut Buhmester dkk (1988 : 998) “dukungan emosional mencakup kemampuan memberikan dukungan emosional sangat berguna untuk mengoptimalkan komunikasi interpersonal antara dua individu”.
Sedangkan menurut Barker dan Lemle (dalam Buhmester, dkk 1998 : 1001) mengatakan bahwa sikap hangat juga dapat memberikan perasaan nyaman kepada orang lain dan akan sangat berarti ketika orang tersebut dalam kondisi tertekan dan bermasalah.
e. Kemampuan Mengatasi Konflik. Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur perbedaan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik. Konflik senantiasa hadir dalam setiap hubungan antar manusia dan bisa muncul karena berbagai sebab.

Menurut Buhmester (1988 : 1006) mengatakan bahwa kemampuan mengatasi konflik adalah berupaya agar konflik yang muncul dalam suatu hubungan interpersonal tidak semakin memanas. Kemampuan mengatasi konflik itu diperlukan agar tidak merugikan suatu hubungan yang telah terjalin karena akan memberikan dampak yang negatif.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan interpersonal merupakan kecakapan yang dimiliki individu untuk memahami berbagai situasi sosial dan menentukan perilaku yang tepat yang merupakan hasil dari interaksi individu dengan orang lain yang mencakup lima komponen yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik.

Posting Komentar

2 Komentar

Unknown mengatakan…
tulisan yg sgt brmanfaat tp alangkah lebih bagus lagi kl disertai tinjauan pustaka supaya orang yang mau lebih mendalami bisa coba utk cari bukunya :)
Unknown mengatakan…
hanya dimengerti oleh orang yg memiliki kemampuan ini